Siap-siap Pembatasan Pertalite Berlaku Setelah Pelantikan Presiden?

Ilustrasi pengisian BBM di SPBU Ciliwung, di Kota Malang.
Sumber :
  • VIVA/Uki Rama

VIVA – Pemerintah dalam waktu dekat akan menerbitkan pembatasan BBM bersubsidi seperti Pertalite, dan Solar. Mengingat sampai saat ini penggunaannya kurang tepat sasaran, sehingga dianggap menjadi beban negara.

Tingkatkan Energi Terbarukan di Desa, Pertamina Bangun PLTS Dukung Kelompok Tani di Indramayu

Sebelum pembatasan pengguna Pertalite atau Solar direalisasikan, Pertamina semakin gencar mengimbau masyarakat untuk mendaftarkan kendaraannya untuk mendapatkan qr code sebagai syarat pengisian BBM bersubsidi.

Pengisian BBM subsidi pertalite pakai QR code

Photo :
  • Istimewa
Jelang Nataru, Pertamina Jamin Pasokan BBM di Solo Aman


Selain itu masing-masing kendaraan, seperti halnya mobil yang sudah terdaftar punya kuota maksimal. Sehingga jika kuota tersebut habis, otomatis tidak bisa melakukan pengisian BBM subsidi tersebut di SPBU.

Oleh sebab itu penggunaan Pertalite akan dibatasi, namun sampai saat ini Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) belum mengumumkan aturan baru terkait hal tersebut.

Jika sebelumnya kebijakan itu direncanakan September 2024, namun sepertinya pembatasan Pertalite akan berlaku setelah pelantikan presiden, Minggu 20 Oktober 2024.

Diterapkan 2025, Bahlil Sebut Skema Subsidi BBM Sudah Rampung Dibahas

Mengingat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyebut jika aturan pembatasan Pertalite itu sudah siap diterbitkan, namun hanya menunggu waktu yang tepat.

“Pembatasan BBM (subsidi), sebenarnya sudah hampir selesai enggak ada lagi yang berarti tinggal menunggu waktu yang tepat untuk diumumkan,” ujar Bahlil kepada wartawan di Gedung Kementerian ESDM, dikuitip, Sabtu 19 Oktober 2024.

Bahkan tidak ada lagi yang perlu diubah, atau digodok dari kebijakan baru tersebut, karena semuanya sudah rampung. Hanya menunggu waktu untuk direalisasikan kepada masyarakat, atau resmi diumumkan.

“Saya pikir enggak ada lagi, saya sampaikan kendalanya,” tegasnya.

Selain pembatasan tersebut, pemerintah melalui Pertamina kabarnya akan merilis BBM baru yang lebih ramah lingkungan dari Pertalite, namun secara harga lebih murah dari Pertamax RON 92 yang ada saat ini.

Salah satu kandidat kuat BBM baru yang lebih rendah sulfur adalah Pertamax Green 92, artinya secara oktan lebih tinggi, atau setara Pertamax normal, pembedanya bahan bakar itu memiliki campuran sari tebu seperti Green 95.

Melalui lama resmi MyPertamina dijelaskan bahwa calon BBM baru tersebut gabungan Pertalite yang dicampur etanol 7 persen, artinya lebih tinggi 2 persen dari Pertamax Green 95 yang dijual saat ini.

Pertamax Green 95 pertama kali dijual 24 Juli 2023 seharga Rp13.500 per liter, memasuki Agustus Rp15.000 per liter, dan Oktober naik Rp16.000 per liter, lalu 2024 turun menjadi Rp13.900 per liter, dan sekarang Rp13.650 per liter.

Berkaca dari banderolnya tersebut, artinya dengan selisih 3 oktan lebih rendah, diduga Pertamina akan menjual Pertamax Green 92 kisaran Rp12 ribuan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya