2025, Indonesia Mampu Produksi 4,2 Juta Mobil

Gudang mobil Honda di Southampton, Inggris
Sumber :
  • AP Photo/Matt Dunham

VIVAnews - Direkrorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi optimis pada 2025, Industri otomotif nasional mampu memproduksi 4,177 juta unit dengan biaya produksi Rp584 triliun. Target ini dua kali lipat dari 2011.

"Tahun ini targetnya hanya 830 ribu mobil atau dengan biaya produksi senilai Rp170 triliun," kata Budi Darmadi dalam seminar The 6th Indonesia International Automotive Conference di Jakarta International Expo, Kemayoran, Kamis 21 Juli 2011.

Menurut dia, target tersebut dipatok, mengingat pada 2015, Indonesia diperkirakan mampu memproduksi 1,6 juta mobil dengan penjualan domestik sebanyak 1,224 juta unit dan ekspor 386 ribu unit. "Nilai produksinya mencapai Rp225 triliun," katanya.

Bahkan, pada 2020, angka produksi mobil kembali meningkat menjadi 2,59 juta unit. Dari angka produksi yang mencapi Rp363 triliun tersebut, pihaknya mentargetkan sebanyak 1,97 juta unit mampu terjual di pasar dalam negeri. Sedangkan 622 ribu unit akan diekspor.

Sementara untuk industri motor, target yang dipatok terbilang stagnan. Bila pada 2011 biaya produksi motor mencapai Rp90 triliun atau 7,5 juta unit dengan 7,48 juta unit dipasarkan di dalam negeri dan 65 ribu di ekspor, maka pada 2015, produksi motor nasional diperkirakan turun menjadi 7,03 juta unit dengan penjualan 6,98 juta unit dan ekspor 47 ribu unit. Otomatis nilai produksinya pun berkurang menjadi Rp70 triliun.

Sedangkan pada 2020, produksi motor kembali naik menjadi 7,575 juta unit. Dengan penjualan dalam negeri 7,5 juta unit dan 51 ribu unit ekspor. Nilai produksi pun sedikit meningkat menjadi Rp75 triliun.

Pada 2025 produksi motor diperkirakan akan kembali naik tipis menjadi 7,575 juta nit dengan penjualan 7,5 juta unit, ekspor 51 ribu unit dengan nilai Rp90 triliun.

Menurut Budi, untuk mencapai peningkatan itu, perlu ada strategi khusus seperti penguatan basis produksi untuk kendaraan komersial, mobil penumpang, dan motor, peningkatan teknologi industri, dan pengembangan kendaraan ramah lingkungan dan mobil murah.

Dia menambahkan, sektor otomotif dan elektronik menunjukkan pertumbuhan paling tinggi. Dipredikasi pada kuartal kedua tahun ini, jumlahnya mencapai lebih dari 18 persen. Belum lagi sektor otomotif menyerap 100 ribu tenaga kerja.

Saat disinggung apakah target itu akan terganggung mengingat adanya kenaikan harga bahan bakar minyak dalam beberapa bulan ke depan? "Ya pasti nanti akan ada penyesuaan target," ujarnya singkat.

Pada kesempatan yang sama, Ekonom Faisal Basri menegaskan target tersebut bisa saja dicapai jika situasi politik Indonesia kondusif. "Kalau dari segi politik terganggung otomatis akan mempengaruhi perekonomian. Tapi sejauh ini kondisi politik kita sedikit lebih baik ketimbang Malaysia dan Thailand," ujarnya.

Kata Pelatih PSS Soal Drama 3 Penalti dan Kartu Merah Saat Lawan Persik
VIVA Otomotif: Harley-Davidson (Ilustrasi)

Bea Cukai Langsa Aceh Sita Onderdil Harley Davidson

Bea Cukai Langsa Sita Sparepart Harley Davidson Impor Ilegal

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024