Di Jepang, Mobil Tak Lagi Jadi Status Sosial

Papan reklame LCD di gedung-gedung Kota Tokyo
Sumber :
  • planetperplex.com

VIVAnews - Angka kepemilikan mobil di Jepang terus menurun hingga 30 persen sejak 1990. Tren yang dalam bahasa Jepang disebut 'kuruma banare' yang berarti demotorisasi ini, terjadi karena kaum muda di negeri itu tidak menganggap lagi mobil sebagai simbol status.

“Konsumen kaum muda urban Jepang tidak lagi menganggap mobil sebagai simbol status.  Ketertarikan mereka bergeser ke arah komputer personal, mobile phone, dan internet,” kata Industry Analyst, Automotive & Transportation Practice, Frost & Sullivan, Asia Pacific, Aswin Kumar dalam keterangan tertulis kepada VIVAnews.com, Kamis 11 Agustus 2011.

Kumar mengatakan bahwa biaya kepemilikan kendaraan, pemeriksaan wajib dua-tahunan, dan pajak mobil umumnya tinggi, dapat menelan 40 ribu yen atau sekitar Rp4,5 juta per bulan. Selain itu, di Tokyo, biaya parkir kendaraan sangat mahal, mencapai 45 ribu yen (Rp5 juta)per bulan.

Karena itu, Frost & Sullivan memprediksi program berbagi mobil (car sharing) tumbuh semakin pesat. Car sharing merupakan salah satu usaha menekan penggunaan mobil dengan tetap memberi keleluasan masyarakat tetap berkendara, yaitu dengan berbagi atau nebeng. Program ini cocok untuk wilayah padat kendaraan, seperti Tokyo.

Hasil riset terbaru Frost & Sullivan yang bertajuk Strategic Analysis of Carsharing Market in Japan memprediksi bahwa pengguna car sharing Jepang akan melonjak hingga 1,5 juta orang pada 2016 dengan 23 ribu kendaraan. Angka ini melonjak jauh dari 2009 yang hanya 17.500 pengguna dengan jumlah kendaraan 1.600 mobil.

Dengan demikian, pasar car sharing Jepang akan tumbuh semakin kuat mencapai US$550 juta (Rp4,7 triliun) pada 2016. Jauh melambung dibandingkan dengan 2009 yang hanya US$17 juta (Rp145 miliar).

Kumar mengatakan bahwa pengelola car sharing di Jepang telah membangun stasiun mobil yang menghubungkan car sharing dengan transportasi publik. Car sharing menjadi solusi transportasi yang menarik karena dapat sebagai pelengkap jenis modalitas perjalanan lainnya, terutama transportasi publik.

“Beberapa komunitas juga akan memberlakukan car sharing di Jepang dengan operator seperti ASQ dan Orix,” ujarnya.

Kumar mengungkapkan bahwa  saat ini, terdapat 30 program car sharing yang 50 persen di antaranya mulai beroperasi pada 2009, dengan 3.000 kendaraan. Beberapa toko seperti Ministop, Lawson Inc., Circle K Sunkus, dan Family Mart, juga menyediakan pelayanan car sharing untuk pelanggan mereka.

Kondisi Anak Isa Bajaj Alami Kekerasan Kemaluan Ditendang, Sampai Periksa ke Poli Kandungan
Ketua RMI PBNU KH Hodri Ariev

Langkah PBNU Persiapkan Santri Sukses Masuk PTN Favorit

PBNU resmi membuka kegiatan Santri Super Camp 2024 yang merupakan program beasiswa bimbel intensif selama 30 hari yang diikuti ribuan santri.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024