- Shanghaiist
VIVA.co.id - Pergantian malam tahun baru memang kurang lengkap bila tak ada kembang api atau petasan. Tradisi yang telah turun temurun ini juga dilakukan saat acara malam tahun baru imlek, beberapa waktu lalu.
Namun, dilansir Shanghaiist, Senin 23 Februari 2015, akibat malam pergantian tahun itu, setidaknya sampah petasan yang berserakan di jalanan mencapai 20 ton. Dan itu baru terjadi di salah satu kota di Tiongkok, yakni Hainan.
Untuk membersihkan jalanan usai perayaan, pemerintah setempat bahkan harus mengerahan 200 petugas kebersihan.
Menurut statistik, angka ini memang menurun dari tahun lalu, di mana sampah petasan di jalan mencapai 40 ton. Bahkan, untuk membersihkan sampah-sampah itu diperlukan waktu 16 jam.
Pemerintah Tiongkok telah melarang 138 kota menyalakan kembang api saat perayaan malam tahun baru. Masih menurut Shanghaiist, hal ini dilakukan karena mengakibatkan pencemaran polusi udara dan juga jatuhnya korban jiwa.
Adapun, di 536 kota lainnya, meski pemerintah bersangkutan tetap memperbolehkan menyalakan kembang api, namun jumlahnya tetap dibatasi. Salah satunya terjadi di Ibu Kota Tiongkok, Beijing, yang memotong penggunaan kembang api hampir 40 persen.
"Kembang api akan menghasilkan sejumlah besar polusi dalam waktu singkat, meningkatkan kepadatan sulfur dioksida dan PM2.5, polutan udara utama," kata Li Yunting, head of Quality, Beijing Enviromental Monitoring Center.
Sebelumnya, Tiongkok juga melakukan beberapa kebijakan untuk mengurangi polusi udara. Termasuk dengan memusnahkan jutaan kendaraan bermotor yang sudah tak layak pakai.
Tak hanya itu, beberapa kota di Tiongkok termasuk Beijing juga membatasi peredaran kendaraan bermotor. Hingga 2017, kendaraan yang boleh beredar di Beijing dibatasi hanya 6 juta unit. (one)
Baca juga:
