Heboh Mobil Nasional, Kemenperin: Mau Seperti Malaysia?

Logo Esemka
Sumber :
  • viva.co.id/Dian Tami

VIVA.co.id – Industri otomotif Indonesia telah mencapai usia satu abad. Selama 100 tahun, sudah banyak produsen kendaraan bermotor yang memasarkan produknya di Tanah Air. Namun, hingga kini, gembar gembor pemerintah soal mobil nasional masih belum terlihat hasilnya.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, tidak mudah untuk mengembangkan mobil nasional di Tanah Air.

Apalagi, kata dia, faktanya masyarakat Indonesia cenderung membeli mobil ke produsen yang sudah mapan dan punya nama.

"Kita mau bikin seperti Malaysia? Saya tanya sekarang, apakah program Proton itu berhasil? Berapa utang kerugian yang harus ditanggung perusahaan? Jadi, tidak mudah," kata Putu di Kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa 29 Agustus 2017.

Ia mengaku heran, saat ini, mobil nasional dijadikan alat panggung bagi sejumlah pihak. Padahal, ada industri lain di sektor otomotif yang bisa dikembangkan di dalam negeri, seperti sepeda motor, atau kendaraan bermotor lainnya.

"Jadi, kita jangan membangkitkan kebangsaan dari otomotif saja. Otomotif ini seksi, semua orang ingin buat otomotif jadi panggung. Kenapa harus mobil nasional jadi panggung? Kenapa bukan motor nasional, traktor nasional?" tuturnya.

Yang dilakukan pemerintah melalui kementeriannya saat ini adalah mengembangkan industri komponen lokal untuk menciptakan kemandirian bangsa. Sehingga, nantinya mampu memproduksi kendaraan sendiri.

"Visi kami ke depan di industri otomotif, bagaimana menciptakan kemandirian industri komponen ini. Sehingga, mereka bisa menyediakan sendiri. Karena bagaimana juga, itu akan menciptakan merek sendiri," ujarnya.

Kabar Duka, Telah Berpulang Direktur Jenderal ILMATE Kemenperin
Ilustrasi penjualan mobil

Relaksasi PPnBM Berlaku, Gaikindo: Sehari 25 Unit Mobil Dipesan

Gaikindo mengungkapkan adalah relaksasi PPnBM dapat mendorong peningkatan industri otomotif di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
3 Maret 2021