- Dok: MMKSI
VIVA – Industri otomotif Australia mengalami kemunduran. Banyak merek mobil yang memutuskan untuk menghentikan produksinya di wilayah tersebut.
Namun, kebutuhan akan kendaraan masih tetap ada. Itu sebabnya, Kementerian Perindustrian mengusulkan agar para produsen mobil di Indonesia bisa mengekspor produk mereka ke Negeri Kanguru.
Seperti yang disampaikan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto. Dirinya berkeinginan untuk meningkatkan ekspor ke Asutralia berupa kendaraan dalam bentuk utuh alias CBU (completely built up), baik itu menggunakan mesin berbahan bakar atau listrik.
“Karena, industri otomotif di sana (Australia) tutup semua. Ini menjadi peluang bagi kita,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima VIVA, Rabu 18 Juli 2018.
Untuk ekspor mobil listrik, Australia meminta agar mobil ramah lingkungan yang masuk ke negaranya sudah menggunakan komponen lokal dari kawasan ASEAN sebesar 40 persen. Sedangkan, Indonesia mengusulkan sekitar 20-30 persen kandungan komponen lokalnya.
“Nah, itu yang masih dinegosiasikan,” kata Ketua Umum Partai Golkar itu.
Indonesia sendiri saat ini sedang menggodok aturan mengenai kendaraan yang ramah lingkungan, termasuk listrik. Jika aturan tersebut sudah terealisasi, maka produsen bisa lebih leluasa membuat dan menjual produk di dalam dan luar negeri.