- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Nilai tukar mata uang memiliki dampak terhadap bisnis otomotif di Tanah Air. Jika kondisi mata uang rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat seperti saat ini, pelaku bisnis bersiap untuk melakukan kenaikan harga.
Koreksi biasanya dilakukan untuk produk mobil yang dikirim secara utuh dari luar negeri atau completely built up (CBU). Meski demikian, hal itu tidak dilakukan oleh Mercedes-Benz Distribution Indonesia sebagai agen resmi produk mobil Jerman di Tanah Air.
Deputy Director Marketing Communication MBDI, Hari Arifianto mengatakan, hingga saat ini belum ada kenaikan harga pada mobil sedan dan SUV, terkait rupiah yang melemah.
"Kalau naik harga terkait mata uang, masih wait and see, masih melihat situasi yang terjadi. Kan kami punya forecast, selama masih dalam koridor yang kami siapkan dan masih bisa diredam, ya kami tahan harganya," kata Hari di Yogyakarta, Kamis 20 September 2018.
Penyesuaian harga jual mobil, kata Hari, bukan semata-mata hanya terkait nilai tukar rupiah. Banyak hal yang menjadi pertimbangan. Sehingga, sampai dengan September 2018, harga mobil Mercedes-Benz di Indonesia belum mengalami perubahan.
"Tapi kalau penyesuaian dengan tarif baru yang ditetapkan pemerintah, iya (ada perubahan harga). Kalau ada model baru, biasanya sudah ada perhitungannya berapa, maka sudah tenang harganya," ujar dia.
Dari daftar harga yang diterima VIVA, diketahui mobil termurah Mercedes-Benz di Tanah Air adalah GLA 200 AMG Line, yang dibanderol Rp745 juta off the road. Sementara, yang paling mahal Rp6,499 miliar off the road, yakni Mercedes-Maybach S 560.
