- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Saat ini, mobil bukan hanya mengandalkan mesin dengan bahan bakar, tetapi energi listrik sebagai penggeraknya. Meski demikian, untuk memiliki mobil listrik diperlukan biaya yang tidak murah.
Deputy Director Marketing Communication PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia, Hari Arifianto mengatakan, pada 2018 Mercedes-Benz akan mulai menjual produk mobil ramah lingkungan tersebut di Tanah Air.
"Mercedes-Benz telah melakukan berbagai persiapan, untuk memulai penjualan model EQ Power pada tahun 2019," ujarnya di Jakarta, Rabu 26 September 2018.
Meski demikian, kata Hari, harga untuk menebus mobil dengan mesin konvensional yang dikombinasikan motor listrik, atau dikenal dengan istilah hybrid tidaklah murah. Hal ini karena belum adanya insentif untuk mobil ramah lingkungan.
"Ambil acuan, kalau E-Class 300 itu Rp1,3 miliar, dengan skema perpajakan saat ini, E Class EQ Power mungkin Rp1,9 miliar," ujarnya.
Tidak hanya itu saja, dikatakan Hari, pembeli mobil Mercedes-Benz EQ Power harus memiliki hunian dengan arus listrik yang mumpuni. Hal ini diperlukan, untuk melakukan pengecasan daya listrik baterai mobil.
Untuk pemasangan alat cas baterai mobil di rumah, konsumen perlu menggunakan home charging device. Alat ini biasanya diberikan secara gratis saat pembelian mobil.
Namun, daya listrik rumah harus di atas 2.200 Watt. Artinya, mereka yang masih memakai listrik bersubsidi dengan daya hingga 900 Watt, tidak bisa menggunakan perangkat tersebut.
"Saat membeli mobil plug-in hybrid, biasanya sudah dilengkapi home charging. Minimum listrik yang harus ada di rumah sekitar 1.300 Watt, kalau mau aman 2.200 Watt,” tuturnya.