VIVA – Sudah menjadi hal wajib bagi mobil pendatang baru untuk mengikuti serangkaian uji tipe. Termasuk di Tanah Air, di mana mobil baru tersebut harus melakukan prosesnya di Kementerian Perhubungan.
Hal itu pula yang dilakukan Esemka, mobil bercita rasa nasional yang kabarnya akan bersiap melakukan debut di Indonesia.
Kepala Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor Kementrian Perhubungan, Caroline Noorida Aryani mengatakan, ada delapan jenis mobil Esemka yang sudah melewati tahap pengujian.
Mobil-mobil itu kemudian mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) dari Direktorat Sarana Perhubungan Darat Kemenhub.
“Bukan ranah saya (menerbitkan sertifikat lulus) saya hanya menguji sesuai ketentuan. Yang membuat sertifikat lulus di pusat Direktorat Sarana Kementerian Perhubungan,” ujarnya kepada VIVA, Senin 15 Oktober 2018.
Dia mengaku, pihaknya hanya bertugas melakukan pengujian kendaraan sesuai dengan aturan yang berlaku. Di mana uji tipe juga harus memperhatikan batasan-batasannya. “Semua itu ada di undang-undang, saat kendaraan datang kami uji fisik kami bandingkan limit ambang batas teknis layak jalan,” katanya.
“Ambang batas pengujian, tentang kelulusan sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 63 tahun 1993,” tuturnya. Persyaratan ambang batas laik jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat 1 yang meliputi, emisi gas buang, kebisingan suara, efisiensi sistem rem utama, efisiensi sistem rem parkir.
Selain itu kincup roda depan, tingkat suara klakson, kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama, radius putar, alat penunjuk kecepatan, kekuatan ujuk kerja dan ketahanan ban luar untuk masing-masing jenis, ukuran dan lapisan, kedalaman alur ban luar.
Sebagai informasi, ada sejumlah mobil Esemka yang sudah melewati proses pengujian di Kemenhub. Mobil-mobil itu adalah Garuda I 2.0 4x4 MT; Bima 1.3L 4x2 MT; Bima 1.0 4x2 MT; Bima 1.8D 4x2 MT; Bima 1.3 4x2 MT; Niaga 1.0 4x2 MT; Borneo 2.7D 4x2 MT; Digdaya 2.0 4x2 MT.
