Dilema Model Mobil Listrik di Indonesia

Mobil hibrida Toyota Prius Hybrid
Sumber :
  • VIVA/Dian Tami

VIVA – Kementerian Perindustrian beberapa waktu lalu berhasil menyelesaikan aturan mengenai mobil listrik. Saat ini, aturan tersebut sedang menunggu persetujuan dari Presiden Joko Widodo.

Mudik Pakai Mobil Listrik, Perhatikan Suhu Cuaca dan Ban

Bila nanti disahkan, maka era kendaraan hemat bahan bakar dan rendah polusi akan segera dimulai di Indonesia. Sayangnya, model mobil yang ideal untuk pasar Indonesia saat ini masih belum diketahui.

Sebab, masing-masing memiliki teknologi dan keunggulan yang berbeda. Untuk mencari tahu mana yang paling ideal, Kemenperin bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dan Toyota menguji coba teknologi hibrida di Indonesia.

Kemenperin Dorong IKM Berperan dalam Ekosistem Kendaraan Listrik

Ada dua model hibrida yang diuji, yakni Hybrid Electric Vehicle dan Plugin Hybrid Electric Vehicle. Perbedaan dari dua model itu adalah dalam hal infrastruktur, yakni tempat pengisian baterai.

Indikator sistem hybrid Toyota Alphard

Ragam Kendaraan Listrik Canggih Siap Meriahkan Pameran PEVS 2024

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, salah satu kendala penerapan kendaraan listrik di Tanah Air adalah soal infrastruktur.

“Infrastrukturnya belum tersedia. Tentu ini tidak efektif, sehingga kami mencari jalan untuk mencapai volume,” ujarnya di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa 6 November 2018.

Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa harga mobil HEV lebih mahal ketimbang PHEV. Alasannya, penggerak yang digunakan ada dua, yakni mesin berbahan bakar dan motor listrik.

Sedangkan, mesin berbahan bakar pada PHEV dimensi dan performanya lebih kecil, sehingga harga bisa lebih murah.

Hybrid lebih mahal, karena penggeraknya dua, listrik dan internal combustion engine. Sedangkan, plugin murni digerakkan elektrik. ICE hanya untuk menghasilkan tenaga listrik.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya