Kemenperin Buka-bukaan soal Mobil Nasional

Sejumlah mobil pickup terparkir di halaman pabrik mobil Esemka di Sambi, Boyolal
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

VIVA – Mobil nasional selalu menarik untuk diperbincangkan. Nama Alat Mekanis dan Multiguna Pedesaan atau AMMDes karya perancang Esemka, Sukiyat, sempat digadang-gadang sebagai mobil nasional.

Top Otomotif: Mobil Nasional Pesaing Toyota Innova, Cewek Naik Yamaha R15 Dicari Warganet

Meski demikian, belum ada definisi resmi dari pemerintah mengenai konsep mobil nasional. Direktur Jenderal Industri Logan, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan, ia belum mendapat arahan untuk berbicara mengenai mobil nasional.

"Saya sendiri belum dapat arahan untuk bicara mobnas. Kalau kita bicara mobnas, kan ada insentif yang mengikuti," ujarnya di Jakarta, Rabu 21 November 2018.

Mobil Nasional Pesaing Toyota Innova Disuntik Mati

Dikatakan Harjanto, jika konsep mobil nasional adalah kendaraan bermotor roda empat yang diproduksi lokal dan memiliki banyak komponen produksi lokal, maka low cost green car sudah bisa masuk ke dalamnya.

All New Honda Brio

Kendaraan Penanganan Bencana Buatan RI Bakal Mendunia

"Definisi mobnas ini sebenarnya apa? Kalau mobnas ini diartikan mobil yang lokal kontennya tinggi, LCGC sudah di atas 80 persen. Nilai tambahnya tinggi, volumenya besar, juga sudah ekspor," tuturnya.

Saat ini, kata Harjanto, pemerintah mendukung agar tercipta merek-merek otomotif baru. Selain itu, pengembangan produknya diharapkan tidak diskriminatif.

Sebab, Indonesia sudah menjadi anggota perdagangan dunia, sehingga pengembangannya harus masuk kategori most favourite nation.

"Pengembangan (mobnas) ke depan, pemerintah akan secepatnya mendorong beberapa merek. Intinya komponen lokal ini bisa dibangun," ungkapnya.

Kendaraan AMMDes

Terkait AMMDes, Harjanto menjelaskan, kendaraan pedesaan ini hanya bukti bahwa industri pendukung otomotif di Indonesia sudah maju.

"Kayak misalnya kita buat AMMDes, itu kan prosesnya cepat sekali, hanya delapan bulan. Kita bisa lakukan itu, karena industri otomotif dari tier satu sampai tiga itu sudah ada di dalam negeri," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya