Ternyata Ini Sebab Penjualan LCGC Makin Turun

Toyota Agya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Hadi Suprapto

VIVA – Penjualan mobil low cost and green car (LCGC) belakangan turun. Sepanjang 10 bulan pertama 2018, angka penjualannya tercatat 190.733 unit. Angka ini turun 4,28 persen ketimbang periode yang sama di 2017.

Penjualan Honda Naik 19 Persen, Mobilio Masih Laku Segini Walau Tak Ada Penyegaran

Penurunan penjualan berdasarkan data yang diolah dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dialami banyak pabrikan. Terkait hal ini, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat performa penjualan LCGC menurun.

Faktor pertama, lantaran banyaknya jenama otomotif roda dua yang meluncurkan produk-produk motor baru.

Penjualan Mobil Maret 2024 Tembus 74.724 Unit di Indonesia, Ini Mobil Paling Laku

"Ada tren baru, kendaraan roda dua banyak memperkenalkan model baru, sangat agresif. Nah orang yang mau pindah ke LCGC itu akan menahan. Jadi motor yang paling baru juga itu pengaruhi industri roda empat," kata Soerjo melalui sambungan telepon pada sejumlah awak media, di Tokyo, Jepang, Sabtu malam, 12 Januari 2019.

Faktor lainnya, kalangan menengah ke bawah yang disasar segmen LCGC kini juga banyak melirik transportasi roda empat berbasis online. Mereka seakan nyaman menggunakan taksi online karena sejumlah pertimbangan, termasuk jika dibandingkan dengan menggunakan taksi reguler.

Daftar Mobil Terfavorit di Indonesia September 2023

"Taksi online sangat mengubah industri otomotif, mereka bisa sewa ke kondangan. Dulu kan naik taksi, nah dengan taksi online buat mereka enggak ada masalah."

Kalaupun LCGC banyak dibeli konsumen untuk kebutuhan usaha seperti taksi online, masa tingginya penjualan dikatakan sudah lewat. Sebab besarnya kebutuhan LCGC untuk taksi online terjadi pada 2017-2018.

Semakin diperkecil dengan perusahaan pembiayaan yang belakangan kian ketat menyeleksi calon konsumen yang hendak menyicil mobil. Hal ini sebagai imbas dari konsekuensi NPL (Non performing loan) atau kredit bermasalah. Sehingga perusahaan leasing kemudian melakukan pengetatan. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya