Pasca Listrik Padam, Siapkah Indonesia Pakai Mobil Listrik?

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono di depan mobil listrik Tesla.
Sumber :
  • VIVA.co.id

VIVA – Warga perkotaan sangat tergantung pada listrik. Mulai dari untuk menerangi rumah, penyejuk ruangan, menaikkan air ke toren, hingga mengecas gawai. Bisa dibayangkan, jika mereka harus hidup tanpa aliran setrum selama satu hari.

Segera Hadir Fitur Baru untuk Pengguna Mobil Listrik

Pada Minggu, 4 Agustus 2019, masyarakat sempat mengalami hal tersebut, meski hanya selama delapan jam saja. Akibat adanya gangguan pada turbin pembangkit, aliran listrik di sebagian Jawa padam.

Listrik juga memegang peran penting di dalam dunia komunikasi. Tanpa adanya setrum, sinyal seluler menjadi terganggu, akibat harus menggunakan catu daya cadangan. Bisa dibayangkan, berapa besar kerugian yang diderita para pedagang online.

Mobil SUV Chery Omoda 7 Tak Lama Lagi Meluncur, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tak hanya itu, layanan pengisian bahan bakar juga terkendala, akibat terbatasnya pasokan listrik untuk operasional pompa.

Dengan adanya kasus ini, lantas bagaimana dengan rencana pemerintah untuk mempopulerkan penggunaan kendaraan berbasis listrik? Mengingat, kendaraan canggih tersebut memakai baterai, yang harus diisi energi listrik.

Honda Kenalkan 3 Mobil Listrik Terbarunya Ye Series, Siap Jegal BYD

Direktur Jenderal Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan, masyarakat jangan terlalu terpaku pada istilah mobil listrik.

“Pengertian awam di Indonesia kan hanya baterai electric vehicle. Padahal, ada hibrida, ada fuel cell. Rekomendasi dari enam perguruan tinggi, yang ideal untuk saat ini adalah hybrid,” ujarnya di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin, 5 Agustus 2019.

Putu menjelaskan, ada alasan khusus, mengapa enam universitas menyarankan mobil dengan kombinasi mesin berbahan bakar dan dinamo listrik.

“Ketersediaan infrastruktur adalah salah satu hal yang menjadi pertimbangan mereka. Termasuk, harga dari kendaraan itu sendiri. Karena makin besar baterainya kan makin mahal,” tuturnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya