Hati-hati, 58 Persen Mobil Rusak di Tol Cikampek Gara-gara Ini

Tol Jakarta arah Cikampek
Sumber :
  • VIVA/Ade Suparman

VIVA – Kehadiran jalan tol sangat membantu para pemilik kendaraan, untuk bisa bepergian ke kota lain dalam waktu lebih cepat. Jalan ini juga menjadi faktor penyumbang faktor pemerataan ekonomi.

Jasa Marga soal Truk Jalan Sendiri di Jalan Tol Kalikangkung Semarang: Sopir Lupa Rem Tangan

Meski jalan tol pertama adalah Jagorawi, namun yang paling sering digunakan untuk keperluan pribadi maupun bisnis adalah ruas Jakarta Cikampek.

Setiap hari, tidak kurang dari 26 ribu kendaraan melintasi jalur sepanjang 73 kilometer ini. Saat akhir pekan atau libur panjang, angkanya bisa naik menjadi lebih dari 70 ribu kendaraan.

Viral Truk Jalan Sendiri di Jalan Tol Kalikangkung, Sopir Pontang-Panting Mengejar

Tak heran, apabila kemudian dibangun layang tol Jakarta Cikampek Elevated, yang saat ini statusnya sudah resmi beroperasi. Perbedaan dengan jalur bawah, jalan layang tersebut hanya punya satu titik keluar saja, yakni di Karawang.

Dari sekian banyak kendaraan yang melintas, tentu ada beberapa yang mengalami masalah. Menurut General Manager PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Raddy R Lukman, pada Januari tahun ini ada 61 kejadian kendaraan yang mengalami kerusakan di ruas tersebut.

8.725 Pemudik Langgar Ganjil Genap Selama Mudik Lebaran 2024, Dikenai Sanksi Tilang

“Masalahnya bermacam-macam, mulai dari ban pecah, panas, hingga as patah. Ban pecah mendominasi dengan 58 persen,” ujarnya di Jakarta, Rabu 11 Maret 2020.

Menurut Raddy, dari beberapa kasus itu ada yang terkait dengan truk kelebihan muatan, atau biasa disebut over dimension over load (ODOL).

“Dari hasil operasi, dulu itu jumlah truk yang ODOL 70 persen, sekarang jadi hanya 30 persen. Turun sih, tapi tetap masih banyak jumlahnya,” tuturnya.

Melihat tingginya risiko truk mengalami pecah ban, maka MRF Tyres menggelar sosialisasi mengenai bahaya dari ODOL pada kekuatan ban. Bentuknya adalah pelatihan cara menghitung biaya ban yang digunakan per kilometer (BPK).

“Kelebihan beban dan dimensi akan membuat kendaraan cepat rusak. Apalagi dengan kondisi perawatan ban yang kurang baik,” ungkap General Manager PT Everseiko Indonesia sebagai pemegang merek MRF Tyres, Sugih Sutjiono.

“Perhitungan BPK yang cermat akan menghasilkan produktivitas yang optimal, bahkan bisa mencapai sekitar 30 persen efisiensi biaya,” ujar pemilik Dejavu Express yang juga klien dari MRF Tyres, Wira Gapen

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya