Nyetir Mobil Sambil Pakai Fitur Ini Lebih Bahaya Ketimbang Mabuk

Ilustrasi pairing smartphone ke head unit.
Sumber :
  • MMKSI

VIVA – Studi terbaru mengungkapkan, bahwa fitur sistem infotaimen layar sentuh di mobil lebih berbahaya ketimbang mabuk alkohol atau ganja. Studi itu dilakukan oleh lembaga keselamatan berkendara asal Inggris TRL dan IAM Roadsmart.

Video Honda HR-V Parkir di Jalan Sempit, Bikin Macet dan Sulit Dilewati

Dikutip dari hasil studi itu, Kamis 19 Maret 2020, pengendara mobil yang mengalihkan pandangan ke fitur head unit layar sentuh selama 16 detik, dapat membuat responsnya terhadap jalan dan kemudi jadi lebih buruk daripada mengirim pesan singkat melalui ponsel. 

Direktur Kebijakan dan Penelitian IAM RoadSmart Neil Greig mengarakan, beralihnya perhatian saat mengemudi merupakan satu pertiga alasan terjadinya kecelakaan di Eropa setiap tahunnya. Mayoritas beralihnya perhatian tersebut terjadi saat pengendara bermain dengan Apple CarPlay atau Android Auto di sistem infotaimen layar sentuh di mobilnya. 

MPV Semewah Alphard Ini Bisa Melesat Sekencang Mobil Sport

Baca juga: Pabrik Mini Ditutup, Bos BMW Sebut Melindungi Karyawan Prioritas Utama

"Hasil dari penelitian terbaru ini menimbulkan beberapa kekhawatiran serius tentang pengembangan dan penggunaan sistem infotainment dalam kendaraan terbaru. Apa pun yang mengalihkan mata atau pikiran pengemudi dari jalan adalah berita buruk untuk keselamatan di jalan," ujar Neil. 

Tidak Fokus Berkendara, Pengendara Motor Tabrak BMW Seri 5

Studi IAM Roadsmart.

Simulasi pun dilakukan langsung oleh sejumlah pengendara yang menggunakan Apple CarPlay dan Android Auto saat berkendara. Pengujian dilakukan dengan tiga tahap. 

Yaitu berkendara tanpa berinteraksi dengan sistem infotaimen, berinteraksi dengan sistem suara dan berinteraksi menggunakan layar sentuh. 

Metode pengujiian kedua dan ketiga terungkap menggangu signifikan konsentrasi pengendara. Namun kontrol lewat layar sentuh lebih menggangu respons berkendara ketimbang menggunakan suara. 

Dalam simulasi yang dilakukan dengan metode kedua dan ketiga, pengemudi tidak dapat menjaga jarak konstan ke kendaraan di depan, bereaksi lebih lambat terhadap kejadian tiba-tiba. Hal tersebut lah yang jadi perhatian. 

Fakta mengkhawatirkan lainnya dalah sebagian dari puluhan peserta yang terlibat dalam studi tersebut pun mengungkapkan, lebih suka pakai kontrol layar sentuh dibandingkan suara. Pemerintah dan produsen kendaraan pun diminta untuk berinovasi ke depannya untuk mengatasi masalah ini. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya