Tradisi Mudik Lebaran Terancam Berubah

Kendaraan pemudik terjebak macet di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jawa Barat.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/AGUS

VIVA – Wabah virus corona COVID-19 sudah menjadi pandemi di dunia, termasuk Indonesia. Warga diimbau untuk tidak keluar rumah, membuat banyak sektor perekonomian terganggu.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Salah satu yang mengalami dampak besar, yakni para produsen kendaraan. Selain harus mulai menjaga kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya, mereka juga harus memikirkan soal turunnya jumlah konsumen yang melakukan pembelian.

Menurut pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus, proses produksi juga ikut mengalami gangguan, akibat terhambatnya rantai pasok komponen yang didatangkan dari luar negeri. Sebab, banyak pabrik komponen di negara lain yang berhenti beroperasi selama beberapa pekan.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

“Sementara itu, semua pelaku otomotif tetap harus membayar biaya operasional perusahaan, selama kebijakan merumahkan staff dijalankan,” ujarnya saat dihubungi VIVA. Selasa 24 Maret 2020.

Yannes menjelaskan, saat situasi seperti yang sekarang berlangsung, konsumen lebih mencari selamat dulu bagi diri dan keluarganya. Semua masuk ke dalam situasi tegang.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

“Semoga, ini tidak berlangsung lebih dari 14 hari. Semoga, pasca akhir Maret 2020 pandemi berakhir di Indonesia. Karena, jika tidak, kita akan mengalami penurunan luar biasa dalam seluruh mata rantai bisnis otomotif,” tuturnya.

Menurut Yannes, lebaran yang kerap menjadi andalan para produsen kendaraan untuk meraup untung, pada tahun ini tidak bisa dijadikan sebagai andalan. Kebiasaan mudik dengan mobil baru, tampaknya bakal ditinggalkan oleh sebagian besar warga.

“Salah satu puncak penjualan otomotif adalah lebaran. Ini juga akan terganggu. Semoga tidak chaos,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya