- VIVA.co.id/Pius Mali
VIVA – Satu bulan sejak pemerintah mengumumkan keadaan darurat akibat wabah virus corona, perekonomian masyarakat langsung terganggu. Para pekerja informal yang mengandalkan pendapatan harian, termasuk yang mengalami dampaknya.
Jangankan untuk membayar cicilan kredit kendaraan, mereka yang umumnya bekerja sebagai sopir taksi atau ojek online sudah bahagia apabila bisa membawa pulang uang yang cukup untuk makan satu hari.
Kini, mereka hanya mengandalkan pesanan antar makanan atau barang. Sebab, masyarakat diminta untuk tetap di rumah dan menerapkan social distancing.
Masalah juga dialami, oleh mereka yang hendak membeli kendaraan. Meski dana untuk membayar uang muka atau down payment tersedia, tapi kini perusahaan penyedia jasa pembiayaan menerapkan aturan yang sangat ketat. Hal itu diungkapkan oleh Corporate Planning and Communications Director PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra.
Menurutnya, pernyataan pemerintah yang meminta lembaga pembiayaan untuk memberikan kelonggaran pada para pekerja informal, bakal membuat pengajuan kredit menjadi lebih susah.
“Leasing sangat ketat, mengingat adanya pernyataan bahwa tidak usah membayar cicilan selama setahun. Itu disikapi oleh leasing, sangat hati-hati memilih konsumennya,” ujarnya saat teleconference dengan media, Senin 6 April 2020.
Mengenai penjualan, wanita yang akrab disapa Amel itu mengaku bahwa angkanya tidak separah yang dibayangkan. Sebab, dampak dari virus corona belum terasa di beberapa wilayah di luar Jawa.
“SPK (Surat Pembelian Kendaraan) enggak terlalu jelek. Tapi, kan banyaknya COVID-19 itu di Jakarta dan pulau Jawa ya. Yang di luar pulau Jawa sebenarnya ekonominya masih belum terlalu pengaruh. Jadi, kami fokus pada daerah-daerah yang belum terpengaruh COVID-19,” tuturnya.
