Sopir Travel Gelap Punya Modus Baru, Polisi Siapkan Trik

Pemeriksaan kendaraan di jalan tol dalam rangka PSBB.
Sumber :
  • Dok: Jasa Marga

VIVA – Meski sudah banyak kendaraan yang terpergok mengangkut pemudik, namun hal itu tidak membuat para sopir travel gelap jera. Mereka masih menawarkan jasa, mengantar warga untuk pulang ke kampung halaman.

Mudik di Desa Penari

Seperti yang diungkapkan oleh Kasat Lantas Polres Metro Bekasi, AKBP Rachmat Sumekar. Ia mengatakan, dalam satu hari ada puluhan kendaraan travel gelap yang ketahuan membawa pemudik.

Baca juga: Indonesia Dibidik Jadi Pengganti China

Perbaikan Tol Trans Sumatera Rampung, KSP: Mudik Lebaran jadi Nyaman

“Kemarin, kami menangkap 40 travel gelap. Tujuan travel angkut pemudik ke Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebanyakan menggunakan pelat hitam,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Senin 18 Mei 2020.

Rachmat menjelaskan, puluhan kendaraan itu terjaring razia yang digelar oleh pihak kepolisian pada Minggu 17 Mei kemarin. Razia digelar pada pukul 12.00 hingga 19.00 WIB.

Catat, Ini Jadwal Penjualan Tiket Kereta Api Periode Idul Fitri 2022

Razia Kendaraan Hendak Mudik di Tol Jakarta-Cikampek

“Kami tangkap di jalan arteri, perbatasan Bekasi-Karawang. Antara lain di Kalimalang dan Kedungwaringin. Total penumpang 300-an orang,” tuturnya.

Beberapa kota yang menjadi tujuan pemudik, yakni Indramayu, Purbalingga, Kebumen, Kendal, Pemalang, Jombang, dan Solo. Alasan pemudik nekat melanggar aturan pemerintah, yakni karena mereka kena pemutusan hubungan kerja dan sudah tidak memiliki biaya untuk hidup sehari-hari.

“Kami tilang sopirnya, karena melanggar, beroperasi tanpa trayek. Hampir semua pelat hitam. Jenis mobil ada Luxio, GranMax, Elf, HiAce,” ungkapnya.

tarif yang dipatok oleh sopir bervariasi, mulai dari Rp500 ribu hingga Rp700 ribu per orang. Mereka mempromosikan jasa melalui media sosial dan dari mulut ke mulut.

Penumpang rela duduk di bagasi bus demi bisa mudik

Soal modus, Rachmat mengaku bahwa para sopir tersebut memiliki cara baru untuk menghindari pengawasan petugas. Yakni, dengan lebih dahulu berkeliling di sekitar area Bekasi.

“Kami melakukan patroli, mengantisipasi kalau di jalan ada yg mencurigakan. Mobil-mobil minibus itu kami berhentikan, kemudian kami cek surat-surat dan tujuannya ke mana,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya