- Viva.co.id/ Pius Mali
VIVA – Beberapa orang yang enggan melirik kendaraan bekas pakai, karena dianggap banyak masalahnya. Mulai dari kondisi unit, hingga harga jual yang tidak seragam.
Padahal, tidak semua pedagang mengakali kendaraan yang dijual agar terlihat bagus. Ada yang benar-benar menawarkan dengan kondisi apa adanya, tidak dilebih-lebihkan atau dikurangi.
Meski demikian, bukan berarti peminatnya tidak ada. Setiap tahun, jumlah unit yang terjual bisa menyamai angka penjualan mobil baru. Tak heran, apabila saat ini banyak yang melakoni bisnis tersebut.
“Dagang mobil bekas ini sudah menjamur kayak UMKM. Saya belum tahu datanya berapa pedagang mobil bekas, banyak banget di Indonesia. Asosiasinya juga tidak ada, yang ada paguyuban,” ujar Chief Operating Officer Mobil88, Halomoan Fischer saat konferensi pers virtual, dikutip VIVA Otomotif Kamis 19 November 2020.
Dengan banyaknya jumlah pedagang, Halomoan mengaku bahwa sisi positifnya konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak. Namun, tentu ada sisi negatif yang harus diketahui pembeli juga.
Salah satunya, yakni soal harga yang ditawarkan oleh pedagang. Menurutnya, banyak calon pembeli yang terjebak dengan harga murah, ketika ingin melakukan transaksi menggunakan jasa pembiayaan.
“Kebanyakan dari daftar iklan, pasang harganya murah-murah. Begitu saya cek, skema pembiayaannya itu tinggi banget. Begitu dihitung total down payment dan angsuran, itu tinggi banget, konsumen kurang aware sama itu,” tuturnya.
Halomoan menyarankan, konsumen yang ingin membeli mobil bekas secara kredit melihat terlebih dahulu TDP serta angsuran, sebelum memutuskan untuk bertransaksi.
“Beli mobil bekas itu lebih baik cari di showroom yang terpercaya, atau paling tidak sama orang yang sudah kenal. Gunanya apa? supaya tidak kena tipu. Mobil itu komponennya banyak, tidak mungkin satu-satu diperiksa, akan makan waktu,” ungkapnya.
Baca juga: Pedagang Bocorkan Satu Hal soal Harga Mobil Bekas
