Puluhan Tahun Sukses Jual Mobil Bekas, Ini Rahasia Pedagang

Ilustrasi membeli mobil bekas
Sumber :
  • Mobil88

VIVA – Zaman dahulu banyak yang tidak menduga, bahwa barang bekas pakai bisa dijadikan sebagai bisnis yang menguntungkan. Sebab, barang second identik dengan kualitas yang tidak lagi prima.

Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta: Ada MPV Mewah dan Hatchback Keren

Namun, kini bisnis tersebut banyak diminati karena dianggap bisa mendatangkan keuntungan yang lumayan. Salah satunya, jual beli mobil bekas.

Chief Operating Officer Mobil88, Halomoan Fischer mengatakan bahwa saat ini banyak sekali pedagang kendaraan second yang ada di Indonesia.

Cari Honda Brio Bekas? Ini Daftar Harga dan Pajak Tahunannya

“Dagang mobil bekas sudah menjamur kayak UMKM. Saya belum tahu datanya berapa pedagang mobil bekas, banyak banget di Indonesia. Asosiasinya juga tidak ada, yang ada paguyuban,” ujarnya saat konferensi pers virtual bersama Forum Wartawan Otomotif belum lama ini, dikutip VIVA Otomotif Jumat 20 November 2020.

Meski persaingan semakin sengit, namun Halomoan mengaku ada beberapa faktor yang membuat Mobil88 bisa menjual kendaraan selama lebih dari 32 tahun.

Mobil Listrik BYD Harganya Lebih Murah dari Toyota Corolla Bekas

“Kami perusahaan di bawah Astra dengan standar operasional yang baku. Bagaimana mobil itu masuk, rekondisi sampai dijual, ada juga leasing-nya. Itu yang membedakan Mobil88. Kami menjaga reputasi nama Astra, kami tak mungkin mengorbankan hal sepele dengan reputasi nama Astra,” tuturnya.

Standar operasional yang tinggi, kata Halomoan juga sampai ke level perekrutan karyawan. Sebab, mereka ingin konsumen mendapatkan pelayanan yang terbaik.

“Ada standar untuk merekrut orang. Ada pelatihan, secara periodik ada penyegaran. Harapannya, konsumen berinteraksi dengan Mobil88, di mana-mana pelayanannya standar dan sama,” ungkapnya.

Halomoan melihat, ke depannya bisnis mobil bekas memerlukan lebih banyak pelaku usaha yang memiliki standar operasional. Agar, tercipta kompetisi yang sehat.

“Perusahaan itu identik dengan SOP  (Standard Operational Procedure), tapi kalau toko-toko kecil itu kan beda-beda cara jualannya. Rasanya pasar butuh banyak pemain yang punya standar. Bahkan kalau bicara perang harga, ada batas-batas tertentu tanpa mengorbankan reputasi,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya