-
VIVA – Jalan bebas hambatan di Indonesia saat ini jumlahnya cukup banyak, dan mulai tersebar di beberapa wilayah. Bahkan, ada jalan tol yang dibuat khusus untuk menghubungkan titik barat dan timur pulau Jawa.
Biaya pembuatan jalan khusus ini tidak murah, itu sebabnya setiap pengguna diwajibkan untuk membayar agar dapat mengakses sarana tersebut.
Pada zaman dahulu, para pengguna jalan tol melakukan pembayaran secara tunai pada petugas yang ada di setiap gardu. Proses ini disebut memakan waktu, terutama jika pengguna kendaraan tidak memberi uang pas.
Oleh sebab itu, pada 2009 beberapa ruas jalan tol mulai diberlakukan sistem pembayaran tol dengan uang elektronik atau e-Toll. Sistem ini diklaim bisa memangkas waktu tiap transaksi hingga 40 persen, yakni dari 7 detik menjadi hanya 4 detik saja.
Cara penggunaannya pun mudah, cukup tempelkan kartu berisi uang elektronik di panel yang tersedia, maka palang pintu tol akan terbuka secara otomatis usai pembayaran dilakukan.
Namun, ternyata hal itu tidak sepenuhnya benar. Dilansir VIVA Otomotif dari laman Facebook Motuba, Senin 14 Desember 2020, sebuah video baru-baru ini memperlihatkan bahwa beberapa gerbang tol masih menggunakan sistem semi manual.
Dalam video itu, terlihat petugas memantau kamera yang diarahkan ke dua gerbang tol. Di depan petugas tersedia papan ketik dengan tombol berwarna khusus. Setiap ada kendaraan yang melakukan pembayaran dengan e-Toll, ia akan menekan tombol dan kemudian palang terbuka.
Sistem ini ternyata masih dipakai di beberapa gerbang tol, untuk membedakan golongan kendaraan yang akan melintas dan hanya berlaku di gerbang tanpa pembatas ketinggian.
“Baru tau ternyata pintu tol itu ada orangnya juga didalem buat bedain golongannya,” tulis pengunggah video.
“Itu bukan buka tutup palang nya mbah, tapi lagi ngasih data golongan kendaraannya,” kata warganet lainnya.