- HPM
VIVA – Masyarakat Indonesia yang melakukan pembelian mobil pada Maret sampai Mei kemarin, beruntung karena bisa mendapatkan unit dengan harga lebih murah.
Hal itu bisa terjadi, karena pemerintah memberi insentif pajak barang mewah atau PPnBM sebesar 100 persen. Artinya, unit yang dibeli tidak dibebankan oleh bea yang nilainya mencapai puluhat juta rupiah itu.
Program tersebut berlaku untuk kendaraan berpenggerak dua roda yang diproduksi secara lokal memakai tingkat kandungan dalam negeri minimal 60 persen, serta dibekali mesin maksimal 1.500cc. Untuk mesin yang lebih besar, diskonnya hanya 50 persen saja.
Saat awal diberlakukan, terlihat kenaikan penjualan mobil baru hingga 28,85 persen. Bahkan pada April 2021, lonjakan penjualan mencapai 227 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo mengatakan, pada periode Januari sampai Mei kemarin ada kenaikan pengiriman unit ke konsumen sebesar 5,9 persen, jika dibandingkan dengan 2020.
Melihat respons positif tersebut, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang PPnBM ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 100 persen sampai Agustus mendatang. Bulan selanjutnya sampai akhir tahun, angkanya turun menjadi 50 persen.
“Kementerian Keuangan sudah senada dengan kami, bahwa PPnBM DTP dapat diperpanjang. Hal ini sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, diperlukan terobosan untuk tetap menciptakan iklim usaha yang kondusif di tengah kondisi pandemi,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan resmi, dikutip VIVA Otomotif Minggu 13 Juni 2021.
Sementara itu, Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto menuturkan bahwa tak hanya para pelaku industri otomotif yang mendapatkan keuntungan dari kenaikan penjualan mobil.
“Pemerintah berhasil meraih pendapatan PPn dan PPh dari meningkatnya penjualan mobil. Di sisi lain, konsumen mendapatkan kendaraan baru dengan harga yang lebih terjangkau,” tuturnya.
