- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Kunjungan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita ke Jerman berhasil membawa kabar baik untuk industri otomotif nasional.
Usai bertemu dengan pihak BMW dan Mercedes-Benz, Menperin mengatakan bahwa kedua produsen mobil mewah itu tertarik mengucurkan investasi ke Indonesia untuk pengembangan kendaraan bermotor berbasis battery electric vehicle atau BEV.
Menperin menyampaikan ke dua pihak tersebut, bahwa Indonesia memiliki program pengembangan BEV yang tertuang di Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 serta Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 tahun 2020.
“BMW telah menyatakan minatnya untuk membangun ekosistem tersebut di Indonesia. Mercedes-Benz juga bersedia bekerja sama,” ujar Menperin melalui keterangan resmi, dikutip VIVA Otomotif Senin 1 November 2021.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.
- Dok: Kemenperin
Selain membahas soal peluang pengembangan kendaraan ramah lingkungan yang bebas emisi, Menperin juga mengungkapkan bahwa Mercedes-Benz juga ingin menjadikan Indonesia sebagai hub produksi kendaraan yang diekspor ke Australia.
Mereka saat ini sedang menghitung value chain dalam rencana produksi. Selain itu, perusahaan berlogo bintang tiga itu juga sedang mempelajari terkait biaya manufaktur, biaya logistik, regulasi, persyaratan teknologi, serta tarif pajak.
Indonesia akan Punya Regulasi soal Perdagangan Emisi Karbon
“Namun, intinya mereka mendukung dan sedang menyiapkan diri untuk rencana membuka pasar ke Australia,” tutur Menperin.
Ekspor ke Australia juga akan menguntungkan bagi BMW dan Mercedes-Benz, karena adanya penghapusan tarif perdagangan kendaraan berkat perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement.
“Selain itu, mobil asal Jerman seperti BMW dan Mercedes-Benz merupakan merek premium yang paling populer di Australia pada tahun 2020,” ungkap Agus.
Keuntungan lain yang didapatkan oleh Mercedes-Benz jika berinvestasi dalam bidang produksi mobil listrik di Tanah Air, kata Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno yakni terkait perdagangan karbon.
“Indonesia akan segera mempunyai regulasi terkait valuasi harga karbon dan emission trading system, sehingga dapat digunakan sebagai kompensasi dalam carbon offset pabrik-pabrik Mercedes-Benz di Uni Eropa yang akhirnya dapat mengurangi biaya emisi karbon,” jelas Dubes Arif.
