- Dokumentasi Kemenperin.
VIVA – Menteri Perindustrian atau Menperin RI, Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan, Indonesia masih terbilang seksi di mata pebisnis otomotif. Sebab, menurutnya, negara ini memiliki potensi pasar yang besar, namun rasio kepemilikan kendaraannya masih cenderung rendah.
Agus memastikan, sejauh ini persentase pemilik kendaraan mobil di Indonesia tak sampai 10 persen. Sehingga, dari banyaknya jumlah penduduk, ada peluang besar yang bisa dimanfaatkan para pelaku bisnis.
"Rasio kepemilikan kendaraan motor di Indonesia masih rendah. Jika kami bicara kepemilikan pada roda empat rasio itu kepemilikannya masih 9 banding 100 orang. Itu masih sangat kecil dan sedikit," ujar Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip VIVA Otomotif dari Antara, Rabu 10 November 2021.
Bukan hanya mobil, rasio kepemilikan motor di Indonesia juga masih terbilang rendah, yakni satu banding enam. Itulah mengapa, dia memastikan, peluang bisnis kendaraan di Tanah Air selalu terbuka lebar.
"Ini merupakan hal yang baik bagi para produsen otomotif, dan masih memiliki potensi yang besar untuk mengisi pasar yang masih kosong," terangnya.
Industri Otomotif Indonesia Terus Tumbuh
Indonesia merupakan negara dengan banyaknya jumlah penduduk. Sehingga, meski rasio kepemilikan kendaraan rendah, namun di atas kertas, angkanya terbilang banyak dan terus mengalami pertumbuhan sejak setahun terakhir.
Pertumbuhan penjualan sepeda motor juga didukung penyataan Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) yang memprediksi adanya pertumbuhan penjualan di pasar domestik pada 2022 mendatang, yakni dari 4,6 juta unit menjadi 5,1 juta sampai 5,4 juta unit setahun.
Sedangkan untuk penjualan mobil, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mematok target penjualan sebanyak 750 ribu unit mobil baru. Didukung kebijakan Relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP), Gaikindo optimistis target penjualan tersebut bisa tercapai.