Mobil Listrik Termurah di Indonesia Hadir di Bali

DFSK Gelora E di Bali
Sumber :
  • Dok: Sokoindo Automobile

VIVA – Jalanan di Indonesia mulai dilintasi oleh kendaraan yang tidak menimbulkan polusi sama sekali, yakni mobil listrik. Berbeda dengan hybrid, model ini sama sekali tidak menggunakan mesin konvensional.

Mudik Pakai Mobil Listrik, Perhatikan Suhu Cuaca dan Ban

Selain ramah lingkungan, keunggulan lainnya dari mobil listrik yakni perawatan berkala yang terbilang minim. Tidak ada pelumas mesin yang perlu diganti secara rutin, atau air radiator yang harus dicek volumenya.

Meski demikian, uang yang harus dikeluarkan untuk bisa memiliki mobil listrik tidak sedikit. Model paling murah yang ditawarkan saat ini, angkanya masih di atas setengah miliar rupiah.

Kemenperin Dorong IKM Berperan dalam Ekosistem Kendaraan Listrik

Namun, kini ada satu model yang harganya di bawah angka tersebut. Kendaraan yang dimaksud, yakni DFSK Gelora E yang beberapa kali sudah dipamerkan di Tanah Air. Banderolnya yakni Rp490 juta on the road DKI Jakarta.

DFSK Gelora E di Bali

Photo :
  • Dok: Sokoindo Automobile
Ragam Kendaraan Listrik Canggih Siap Meriahkan Pameran PEVS 2024

Baru-baru ini, mobil tersebut hadir di acara program Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum Ultra Fast Charging di Central Parkir ITDC Nusa Dua, Bali. Kehadiran unit ini adalah untuk menunjukkan, bahwa DFSK siap mendukung kelancaran Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan digelar akhir tahun ini.

“DFSK sudah ikut serta dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air, dengan memasarkan DFSK Gelora E,” ungkap Marketing Head of PT Sokonindo Automobile, Achmad Rofiqi melalui keterangan resmi, dikutip VIVA Otomotif Sabtu 21 Mei 2022.

Rofiqi menuturkan, bahwa Gelora E yang ditawarkan dalam dua model, yakni minibus dan blind van itu bisa digunakan sebagai kendaraan shuttle dan mendukung kelancaran logistik selama acara berlangsung.

Baterai yang digunakan sudah menggunakan teknologi Lithium-ion dengan kapasitas 42 kWh, dan sanggup untuk digunakan sejauh 300 kilometer. Waktu pengisiannya dari 20 ke 80 persen hanya 80 menit, dan biaya operasionalnya Rp200 per kilometer.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya