Pembeli Daihatsu Sigra Harus Inden Gara-gara Ini

New Daihatsu Sigra diuji jalan di Bandung, Jawa Barat.
Sumber :
  • Viva.co.id/ Pius Mali

VIVA – Daihatsu Sigra menjadi salah satu mobil, yang masuk ke dalam segmen Low Cost Green Car atau LCGC dan dipasarkan dengan harga cukup terjangkau di Indonesia.

Ada yang Aneh dengan Bocah Viral Tabrakkan Chery Omoda E5 di Dalam Mall

Model ini mampu menampung hingga tujuh orang, dan saat ini menjadi tulang punggung penjualan Daihatsu di Tanah Air. Harga jualnya untuk tipe terendah, yakni Rp126 jutaan on the road DKI Jakarta.

Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation, Hendrayadi Lastiyoso mengatakan bahwa dengan fitur dan harga yang ditawarkan, merupakan hal yang wajar apabla Sigra banyak dicari oleh konsumen.

Citroen Luncurkan Mobil SUV Terbaru di Indonesia, Harga Rp200 Jutaan

“Sigra itu memang kontribusi nomor satu di Daihatsu untuk passenger, sekitar 25 persen. Berarti itu memang demand paling tinggi di Daihatsu, karena 7-seater, MPV, harga sangat terjangkau,” ujarnya di Manado, Sulawesi Utara, dikutip VIVA Otomotif Jumat 24 Juni 2022.

Hendrayadi mengaku, saat ini permintaan terhadap model Sigra sedang mengalami kenaikan. Sayangnya, calon konsumen harus menunggu untuk bisa mulai menggunakan mobil pesanan mereka.

Mobil Sedan Ludes Hangus Terbakar di SPBU Ngadirojo Wonogiri, Polisi Langsung Olah TKP

Hal itu diakibatkan Sigra termasuk dalam kendaraan, yang terkena dampak dari kelangkaan komponen semikonduktor. Meski jumlah peranti yang dipasang tidak terlalu banyak, tapi cukup menimbulkan dampak.

“Masalah semikonduktor itu pasti dampaknya ada, tetapi produksi masih normal, dua shift dan masih jalan terus. Ini hanya masalah keseimbangan suplai dan permintaan, yang sekarang ini mungkin permintaan lebih tinggi dibandingkan biasanya,” tuturnya.

Menurut Hendrayadi, masalah inden ini terbilang normal dan hanya terjadi di beberapa wilayah saja. Waktu tunggunya, ia sebut juga tidak terlalu lama.

“LCGC ini pasar yang paling besar, sekitar 20 persenan, jadi saya rasa inden tinggi normal-normal saja. Inden ini bukan suatu hal yang heboh, karena masih wajar. Inden tergantung daerah, mungkin sebulan atau dua bulan,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya