Kemampuan Bus Listrik yang Disediakan Kemenhub di KTT G20 Bali

Bus Listrik UI untuk sarana transportasi penyelenggaraan presidensi G20
Sumber :
  • Ridwan Putra (Depok)

VIVA Otomotif – Pemerintah telah menggandeng beberapa produsen otomotif di RI untuk mendukung mobilitas para petinggi negara selama Konfrensi Tingkat Tinggi, (KTT G20) yang akan berlangsung di Bali pada November 2022.

Hadapi Puncak Arus Balik Lebaran, Menhub Tambah Perjalanan Kapal dari Sumatera ke Jawa

Forum kerjasama multilateral itu akan dihadiri perwakilan dari para pentinggi 19 negara, dan Uni Eropa, di mana para pejabat dari masing-masing negara tersebut akan mendapatkan akomodasi selama di Pulau Dewata.

Kemenhub

Menhub Siapkan Opsi Lima Kapal TBB Hadapi Lonjakan Arus Balik di Bakauheni

Tercatat ada beberapa kendaraan listrik yang akan digunakan, diantaranya Toyota bZ4X, Lexus UX300e, Genesis G80 Electric, Hyundai Ioniq 5, Wuling Air EV, dan masih banyak lagi.

Bukan hanya produsen dari masing-masing brand otomotif yang menyediakan alat transportasi ramah lingkungan, namun Kementerian Perhubungan bersama instansi terkait juga menyediakan bus listrik selama KTT G20.

Pantau Pelabuhan Bakauheni, Menhub Sebut Arus Balik Hari Ini Masih Relatif Landai

Diberi nama Bus Listrik Merah Putih (BLMP), yang diproduksi oleh PT INKA di Madiun, Jawa Timur. Dalam proses pengerjaannya melibatkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, untuk penunjang transportasi selama KTT G20 pada akhir tahun ini Kemenhub bersama institusi lainnya menyediakan 30 unit bus listrik yang dibuat di dalam negeri.

“Setelah ini (G20) kita melakukan lompatan lebih jauh lagi. Bus listrik yang berjumlah 30 unit itu langsung digunakan sebagai bus kota di Bandung, Suarabaya, setelah itu Bali,” ujar Menhub di Nusa Dua Bali, dikutip Kamis 28 Juli 2022.

Mengutip situs resmi Kemenhub, bus listrik dengan kandungan komponen lokal lebih dari 50 persen itu melibatkan Kemenristekdikti, bersama perguruan tinggi ITS Surabaya, UGM Yogyakarta, NAIR Surabaya, dan ISI Denpasar.

Komponen yang digunakan untuk pembuatan bus listrik tersebut berasal dari beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia. Dalam kondisi baterai terisi penuh, bus tanpa emisi tersebut diklaim bisa berjalan 160 kilometer.

Waktu yang dibutuhkan untuk pengisian baterainya hanya dua jam setengah, namun menggunakan alat khusus dengan arus listrik besar. Selain fokus untuk G20, BLMP juga telah dipesan DAMRI untuk daerah Bandung, dan Surabaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya