Ini Tantangan Produsen Otomotif dalam Membuat Kendaraan Listrik

Parade kendaraan listrik di PEVS 2022
Sumber :
  • VIVA Otomotif/Muhammad Thoifur

VIVA Otomitif – Perkembangan kendaraan listrik tengah di dorong oleh sejumlah produsen untuk beralih mesin agar lebih ramah lingkungan. Hal tersebut didukung penuh oleh pemerintah yang menginginkan peralihan.

Pertamina Tambah 14,4 Juta Tabung LPG 3 Kg Penuhi Kebutuhan Lebaran 2024

Saat ini, sudah banyak para produsen otomotif baik itu motor maupun mobil yang mulai memasarkan kendaraan listriknya. Bahkan ada sebagian kecil dari masyarakat yang menggunakan kendaraan ramah lingkungan sebagai mobilitas kesehariannya.

Masih dalam proses peralihan, belum lama ini Pemerintah telah menargetkan untuk produksi kendaraan listrik mencapai 1 juta unit pada tahun 2035 mendatang. Hal tersebut menjadi tantangan bagi institusi yang berkaitan terhadap industri otomotif.

Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis

Ilustrasi gambar tempat pengisian kendaraan listrik

Photo :
  • PT PLN

Salah satunya dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang mulai optimis dengan target tersebut bahwa akan terjadi. Namun, ada beberapa catatan yang dikemukakan oleh asosiasi pabrikan mobil di Tanah Air ini.

Dukung Kelancaran Arus Mudik, Fasilitas SPKLU PLN di Sumatra Mendapat Sambutan Positif

Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto. Dia mengatakan bahwa industri otomotif ini mulai memiliki perkembangan cukup baik, terutama di tahun ini. Pencapaian ini seiringan dengan perkenalkan kendaraan listrik dari produsen.

"Saya optimis bahwa target tersebut bisa, kenapa tidak? Yang penting kan sekarang produknya ada, dan ada beberapa yang harganya terjangkau. Ya, namun memang pasti ada hambatan," ujar Jongkie beberapa waktu lalu di Jakarta Barat, dikutip VIVA Jum'at 25 November 2022.

Lebih lanjut, dia memberitahu terdapat hal-hal yang harus dipahami oleh para produsen otomotif di Indonesia. Bahkan tingkat pendapatan per kapita yang masih relatif rendah yakni 4.300 dolar AS per kepala membuat para produsen harus bisa membuat harga yang relatif terjangkau, terutama di pasar Indonesia.

"Yang laris itu kan, kendaraan dengan dimensi besar seperti MPV, dan juga memiliki lima pintu, dan tujuh bangku (penumpang). Kalau ada yang bisa produksi itu dengan harga terjangkau, pasti laris," tambahnya.

Untuk memasuki pasar elektrifikasi, mereka sangat menyambut baik terutama bagi pihak terkait seperti para produsen yang memberikan "jembatan" kepada masyarakat dengan menghadirkan kendaraan-kendaraan dengan teknologi hybrid lalu BEV.

"Hybrid itu kan satu lompatan dulu untuk ke listrik, dengan menggunakan hybrid itu kan juga banyak keuntungannya. Salah satunya penggunaan konsumsi BBM yang juga murah dan tentunya 1 juta itu bukan tidak mungkin nanti pada waktunya," pungkas Jongkie.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya