- VIVA.co.id/Yasin Fadilah
VIVA Otomotif – Jual beli mobil bekas saat ini dianggap sebagai salah satu bisnis yang menjanjikan, karena stok unit baru masih terkendala kelangkaan komponen semikonduktor.
Konsumen yang tidak mau menunggu, bisa memilih unit bekas pakai yang usianya baru satu atau dua tahun lamanya. Keuntungan lain yang didapatkan, yakni harga sedikit lebih murah.
Namun ternyata bisnis mobil bekas juga memiliki sisi kelam, di mana ada beberapa bengkel yang setiap hari menangani mobil bekas tabrakan agar terlihat kembali mulus.
Dari investigasi VIVA beberapa waktu lalu, ada salah satu bengkel di Jakarta yang secara blak-blakan mengakui bahwa mereka menerima jasa reparasi mobil bekas tabrakan.
Mobil bekas tabrakan yang siap direkondisi di satu bengkel di Jakarta.
- VIVA.co.id/Yasin Fadilah
Bengkel itu terlihat sangat sederhana, dengan pagar seng dan kayu rapuh. Pada bagian belakang, terlihat beberapa mobil yang kondisinya remuk akibat mengalami kecelakaan parah.
Salah seorang pegawai bengkel yang enggan dicantumkan namanya mengaku, bahwa mobil-mobil bekas kecelakaan maut itu diperoleh dari perorangan maupun perusahaan asuransi.
“Kami beli antara Rp55-65 juta per unit, ada yang dari Jakarta tapi ada juga dari wilayah lain,” ujarnya.
Menurut dia, pemilik mobil tabrakan maut biasanya malas membetulkan lagi. Alasannya keamanan, teringat korban, atau mahalnya biaya perbaikan.
“Nah, itu kami ambil dan kami bangun lagi. Pengerjaannya lama, bisa berminggu-minggu,” tuturnya.
Menurut pegawai yang berprofesi sebagai montir itu, rasa waswas menangani mobil bekas tabrakan selalu ada. Bahkan, tidak jarang perasaan mencekam, takut dan kaget muncul saat malam hari.
"Kami sering dihantui orang-orang yang meninggal di mobil itu, tapi itu sementara," ungkapnya.
Meski demikian, suasana menakutkan itu dianggap sebanding dengan keuntungan yang didapatkan, dari hasil penjualan mobil bekas tabrakan yang sudah diperbaiki dan kembali mulus.
