Pengamat Sebut Penjualan Mobil Tahun Ini Masih Jauh dari 1 Juta Unit

Pengunjung pameran GIIAS 2022 di hari libur
Sumber :
  • VIVA Otomotif/Muhammad Thoifur

Karawang, VIVA – Penjualan mobil di Indonesia mengalami tantangan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir, karena masih terjebak dalam kondisi "one million trap" atau tertahan di angka satu juta unit.

Penjualan Mobil 2024: Produk Tiongkok Geser Merek Eropa

Bahkan, Yannes Martinus Pasaribu selaku Ahli Desain Produk Industri Institut Teknologi Bandung mengungkapkan bahwa penjualan mobil di Indonesia tahun ini masih jauh dari angka satu juta unit.

"Saya lihat tren (penjualan mobil) turun terus, tahun ini saja diprediksi bisa tembus 900 ribu unit sudah hebat karena tidak ada tanda perbaikan," ujarnya dikutip VIVA di Karawang, beberapa waktu lalu.

Cara Hyundai atasi Suramnya Industri Otomotif di 2025

Booth Mitsubishi Motors di GIIAS 2024

Photo :
  • Mitsubishi Motors

Menurutnya, penurunan terus terjadi meski pemerintah dan para manufaktur telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penjualan mobil nasional.

Kalah dari Brunei dan Malaysia, Rasio Kepemilikan Mobil di Indonesia Sangat Rendah

"Mari kita lihat, sisa dua sampai tiga bulan kedepan kebijakan pemerintah akan seperti apa dan bagaimana. Para investor akan masuk atau keluar, atau bahkan diam saja," jelasnya.

Lebih lanjut, pengamat otomotif ini pun mengungkapkan ada beberapa hal yang bisa mendorong percepatan penjualan mobil nasional.

"Sampai sekarang, ekonomi kita consumtive based, bukanlah production based, juga bukan dari industri. Jadi kita harus mulai masuk industri karena nilai tambahnya paling besar di sana," tegasnya.

Kemudian, ia menuturkan bahwa Indonesia telah melakukan ekspor bahan baku mentah terhadap bahan nikel ore.

"Selama ini, Indonesia melakukan ekspor bahan baku mentah, tetapi ketika diolah, pendapatan bisa naik hingga 150 kali lipat," tutur Yannes.

Ia menambahkan, "Nilai tambah itu hanya akan terjadi kalau ada komponen teknologi dan diindustrialisasikan. Tentu, juga harus di dalam negeri. Kalau tidak, capital fly terus, duitnya lari ke luar negeri terus,"

Selain itu, Yannes menghimbau agar industri komponen jangan sampai menurun.

"Dalam artian, jangan produksi kendaraan menggunakan komponen impor semua, hanya rakit di sini. Kalau begitu, ketika penjualan naik, income-nya kabur semua dan kita tidak dapat apa-apa," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya