Musim Mudik Tak Dongkrak Penjualan, Pasar Mobil Bekas Justru Melemah
- VIVA/Krisna Wicaksono
Jakarta, VIVA – Tradisi mudik Lebaran biasanya menjadi momen ramai bagi pasar otomotif, termasuk sektor mobil bekas.
Namun, tahun ini situasinya berbanding terbalik. Alih-alih mengalami lonjakan, penjualan mobil bekas justru menunjukkan tren penurunan tajam, terutama saat musim mudik lebaran.
Yudi Budiman, pemilik showroom mobil bekas Indigo Auto, mengakui penurunan penjualan mobil bekas yang signifikan tahun ini.
“Kalau bicara secara keseluruhan, penjualan kami turun cukup banyak dibanding tahun sebelumnya, turun sekitar 30 persen dibandingkan dengan 2024 saat musim mudik ini ya," ujarnya saat dihubungi VIVA.
Menurutnya, berbagai faktor memengaruhi kondisi ini, termasuk situasi ekonomi global yang berdampak ke daya beli masyarakat.
"Faktor ekonomi sebenarnya cukup mempengaruhi ya bagi masyarakat. Terus terang saja, di sektor mobil bekas ini, apa yang disupport oleh pemerintah? Nggak ada. Selama ini insentif itu kan hanya untuk mobil baru, terutama mobil listrik,” terangnya.
Sentra mobil bekas WTC Manggadua
- Arianti Widya
Senada, Andi Supriadi sebagai pemilik showroom Rendani Mobil, juga merasakan dampak serupa, terutama selama bulan puasa dan pasca-Lebaran.
“Pas bulan puasa penjualan benar-benar parah. Biasanya kami bisa jual 6–7 unit, sekarang cuma dua unit. Kurang lebih begitu perbandingannya. Tahun ini penurunannya paling parah," tutur Andi kepada VIVA.
Andi juga menyampaikan bahwa kondisi perekonomian pun menjadi faktor utama penurunan penjualan di mobil bekas.
“Banyak orang kehilangan pekerjaan, ekonomi keluarga terdampak. Jadi orang cenderung menunda ganti mobil, kecuali kalau memang benar-benar butuh," ucap Andi.