Tesla Bantah Bakal Ganti Elon Musk Walau Penjualan Anjlok dan Sibuk di Politik
- Stars and Stripes
Jakarta, VIVA – Tesla membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa dewan direksi telah mulai mencari CEO baru untuk menggantikan Elon Musk, yang telah memegang jabatan itu sejak 2008. Walaupun, saat ini penjualan mobil listrik Tesla anjlok.
Sebelumnya The Wall Street Journal melaporkan bahwa dewan direksi Tesla, yang dipimpin oleh Robyn Denholm, telah menghubungi firma pencarian eksekutif untuk mulai mencari pemimpin eksekutif berikutnya.
Dalam pernyataan yang diunggah ke akun X resmi Tesla beberapa jam setelah laporan tersebut diterbitkan, Denholm menyatakan bahwa klaim tersebut "sepenuhnya salah" dan bahwa dewan tetap "sangat yakin" pada Musk.
Tesla Roadster generasi baru dan Elon Musk
- autox
"CEO Tesla adalah Elon Musk dan Dewan Direksi sangat yakin akan kemampuannya untuk terus melaksanakan rencana pertumbuhan yang menarik di masa mendatang," kata Denholm seperti dikutip dari Drive, Selasa 6 Mei 2025.
Dalam balasan terhadap unggahan X Tesla, Elon Musk menyebut laporan tentang rencana penggantiannya sebagai CEO Tesla sebagai "pelanggaran etika yang sangat buruk" dan tidak "mencantumkan penyangkalan tegas sebelumnya oleh dewan direksi Tesla."
Tesla melaporkan penurunan pendapatan operasional hingga 66 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2025 dibandingkan dengan kurun yang sama tahun 2024. Laporan itu disampaikan beberapa minggu setelah perusahaan mengonfirmasi penurunan penjualan global sebesar 13 persen selama periode yang sama.
Ilusrasi diler Tesla
- Automotive News
Di sisi lain, keterlibatan Musk dalam politik dilaporkan berkontribusi terhadap perlambatan penjualan kendaraan Tesla. Mulai dari kampanye pemilihan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada tahun 2024 dan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah sejak pelantikan Trump pada Januari.
Selama penyampaikan pengumuman pendapatan perusahaan pada akhir April, Musk memberi tahu investor bahwa ia akan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk perannya di Tesla dan akan secara signifikan mengurangi perannya di pemerintahan mulai Mei 2025.