Ini Alasannya Mengapa Airbag Takata Mudah Meledak

Airbag
Sumber :
  • Caradvice

VIVAnews - Sekitar satu bulan ini dunia otomotif tengah dihebohkan oleh kasus perangkat kantung udara atau biasa disebut airbag.

Berdasarkan data yang dilansir dari New York Times Senin 24 November 2014, sebanyak 14 juta kendaraan di seluruh dunia harus ditarik untuk dilakukan penggantian perangkat ini. Hal ini harus segera dilakukan karena dari beberapa kasus kecelakaan yang terjadi, setidaknya ada lima orang meninggal dunia akibat kantung udara gagal berfungsi.

Rata-rata penyebab kematian adalah karena airbag meledak saat hendak mengembang ketika terjadi kecelakaan. Ledakan ini tidak hanya berisi gas, namun juga beberapa pecahan besi pembungkus bahan pembakar. Setelah ditelusuri, ternyata awal mula terjadinya ledakan adalah berasal dari senyawa kimia yang digunakan sebagai bahan pembakar.

1991 adalah awal mula Takata mendistribusikan produk airbag untuk pasar Amerika Serikat. Kala itu perusahaan ini menggunakan senyawa kimia NaN3 atau biasa disebut Sodium Azide. Meski bisa mengembang dalam bentuk gas dengan cukup cepat, zat ini cukup berbahaya apabila terhirup manusia.

Sayangnya saat itu zat ini adalah satu-satunya solusi ideal yang bisa diterapkan untuk membuat kantung udara mengembang dengan jangka waktu sepersekian detik.

Di 1998 para produsen kantung udara mulai melirik zat baru yang lebih aman digunakan sebagai bahan pembakar, yakni CH2N4. Zat yang diberi nama Tetrazole ini terdiri dari senyawa nitrogen dan karbon yang dipercaya tidak berbahaya apabila terhirup manusia.

Solusi murah

Sayangnya pembuatan tetrazole tidaklah mudah, yang berakibat tingginya ongkos produksi dengan hasil yang tidak terlalu banyak. Meski Takata sesumbar akan menggunakan zat ini dalam semua produksi airbag mereka, kenyataannya di 1999 perusahaan memaksa tim ahli mereka untuk beralih ke bahan baku yang lebih murah, yakni amonium nitrat.

Langkah ini ditempuh Takata demi mengejar keuntungan yang semakin menipis apabila terus memakai tetrazole, selain mulai ketatnya persaingan diantara sesama pembuat kantung udara.

Amonium nitrat atau NH4NO3 banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk. Namun zat ini juga memiliki fungsi lain, yaitu sebagai campuran bahan peledak. Sekitar 80 persen bahan peledak yang digunakan di Amerika Serikat memakai zat ini sebagai campurannya.

Zat ini memiliki sifat yang tidak stabil, terutama apabila terkena perubahan suhu. Ini yang menyebabkan tidak ada yang mau menggunakan amonium nitrat sebagai bahan pembakar kantung udara, kecuali Takata.

Amonium nitrat juga mudah menyerap uap air, dimana bila ini terjadi maka zat ini akan berakselerasi dari bentuk padat menjadi gas dengan mudah.

Recall

Namun pihak Takata yakin bisa mengendalikan perubahan sifatnya agar aman digunakan sebagai bahan pembakar kantung udara, meski hal ini ditentang oleh beberapa mantan tim ahli yang dulu bekerja di salah satu pabrik mereka.

Sayangnya kini langkah Takata tersebut harus dibayar mahal dengan sejumlah penarikan kendaraan akibat mudah meledaknya airbag buatan mereka. Bahkan muncul tuntutan, baik dari badan pengawas keselamatan maupun pihak peluarga korban, yang ditujukan pada perusahaan asal Jepang tersebut.

Hormati Putusan MK, Ganjarist: Pertarungan Pilpres Sudah Selesai Namun Perjuangan Kami Belum

Mereka menuntut Takata untuk sesegera mungkin mengganti modul bahan pembakar dengan model baru yang lebih aman, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Produsen kendaraan roda empat juga diminta melakukan recall seluruh produk yang menggunakan airbag buatan Takata.

Baca juga:

Progres Pembangunan Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 1 Capai 83,85 Persen
Tim Pemenangan Edy Rahmayadi saat mengambil formulir Cagub Sumut 2024, di DPW PKS Sumut.(B.S.Putra/VIVA)

Sinyal PKS Kembali Dukung Edy Rahmayadi di Pilkada Sumatera Utara?

Mantan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), memiliki komunikasi yang baik. Sehingga, PKS menganggap mantan Pangkostrad sahabat.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024