Sumber :
- Foto: Herdi Muhardi/VIVAnews
VIVA.co.id
- Nilai tukar rupiah terhadap dolar belakangan terus 'goyang'. Kondisi ini tentunya berpengaruh terhadap penjualan mobil di Tanah Air, termasuk produsen mobil murah, Datsun.
Menurut
Head of Datsun Indonesia, Indriani Hadiwidjaja, dengan kenaikan dolar yang sempat tembus di atas Rp13 ribu, hal ini berdampak pada meningkatnya biaya produksi.
Baca Juga :
Intip Penampakan Mobil Baru Datsun di GIIAS 2016
Baca Juga :
Nissan-Datsun Perluas Jaringan hingga Aceh
Menurut
Baca Juga :
Datsun Boyong Crossover Murah di GIIAS 2016
“Tapi kita masih komit untuk tetap pertahankan harga saat ini, jadi belum langsung kita naikkan harga,” ujar Indriani kepada
VIVA.co.id
, Kamis 26 Maret 2015.
Kendati demikian, Indriani menyatakan, bahwa kenaikan dolar memang sedikit memengaruhi penjualan. Sementara perusahaan tidak bisa serta-merta langsung menaikkan harga.
Jika hal itu ditempuh, tentu akan berdampak pada banyak aspek terhadap perusahaan. “Datsun sendiri masih mengikuti regulasi pemerintah, dimana kita baru bisa menaikan harga setelah satu tahun (khusus produk LCGC atau
Low Cost Green Car
) atau sekitar Mei mendatang,” ungkapnya.
Diketahui, harga Datsun di Indonesia mengalami kenaikan harga sekira Rp3 juta pada dua modelnya, Go+ Panca dan Go+ Januari 2015 lalu. Langkah itu ditempuh sebagai bagian dari penyesuaian pasar.
Sekadar informasi, sejumlah perusahaan otomotif di awal 2015 mengalami penurunan. Tak terkecuali Datsun. Di Januari 2015, penjualan Datsun secara
wholesale
(pabrik ke diler) mencapai 2.634 unit, dan pada saat Februari 2015 penjualan menurun 414 unit atau menjadi 2.220 unit.
Secara total penjualan Datsun di dua bulan 2015 mencapai 4.854 unit atau menyumbangkan market share sebesar 2,69 persen dari total penjualan secara keseluruhan yang mencapai 180.680 unit.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
“Tapi kita masih komit untuk tetap pertahankan harga saat ini, jadi belum langsung kita naikkan harga,” ujar Indriani kepada