Masih Euro 2, Kendaraan di Indonesia Ketinggalan Zaman?

pameran otomotif
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
Kawasaki Ninja Dua-Tak Kini Jadi Legenda
- Untuk memberikan efek kendaraan ramah lingkungan, para pelaku otomotif di Indonesia gencar menyajikan sejumlah produknya dengan teknologi hemat bahan bakar dan tentunya lebih hijau.

Makassar Jadi Tumpuan Pasar Mobil Indonesia Timur

Bahkan, menurut anggota asosiasi pabrikan otomotif nasional yang tergabung dalam Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), untuk menghasilkan standar emisi lebih tinggi, bukanlah hal yang sulit bagi para industri otomotif di Tanah Air.
Hanya DP Rp5,5 Juta Bisa Bawa Pulang Xenia Baru


"Jika kita bicara soal hemat energi, tetapi kita ini masih standar emisi Euro 2. Nah, jadi kita ini sebagai industri mau ke Euro 5 pun siap hari ini," ujar Ketua I Gaikindo, Jongki D Sugiarto, saat ditemui para pewarta di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE, BSD City, Tangerang, Selasa 25 Agustus 2015.


Hanya saja, Jongki mengaku, untuk menyajikan standar emisi yang jauh lebih baik, hal itu bukanlah hanya diupayakan oleh para produsen otomotif, melainkan harus mendapatkan dukungan dari pemeritah.


"Mereka (pemerintah) harus menyiapkan sarana dan prasarana," ucapnya.


Dikatakannya, sejauh ini, produsen otomotif di Tanah Air mengaku rugi, lantaran besarnya biaya melakukan riset, agar sesuai dengan penetapan Euro 2 yang dipakai di Indonesia. Hal itu berkaitan dengan kualitas bahan bakar yang tersedia di dalam negeri.


Sementara itu, negara lain, termasuk tetangga seperti Thailand sudah mengadopsi Euro 4, bahkan Singapura sudah Euro 5.


"Kita ini dirugikan, dalam tanda petik, begitu kita bicara bisa tidak membuat mobil di Indonesia dengan Euro 2, mau pingsan mereka (
principal
)," ungkapnya. "Kalau terpaksa Euro 2 kita bisa bikin, tetapi bayar
development cost
, justru jadi kita yang dirugikan," tambah Jongkie. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya