DPR Apresiasi Pindad-Tata Bikin Kendaraan Perang di RI

Kendaraan tempur amfibi LVT-7 milik Korps Marinir TNI AL
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

VIVA.co.id – Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sukamta, mengapresiasi kerja sama yang dilakukan oleh PT Pindad dan produsen otomotif asal India, Tata Motors, untuk memproduksi kendaraan perang jenis amfibi yang bisa berjalan di darat dan di atas air untuk Tentara Nasional Indonesia.

Ramalan Jayabaya Soal Perang Dunia Ketiga, Bakal Terjadi di 2024 Karena Iran vs Israel?

"Ini hal bagus, bentuk kerja sama seperti ini yang akan mendorong peningkatan kapasitas PT Pindad selaku BUMN yang mengkhususkan diri dalam memproduksi peralatan dan kendaraan militer," kata Sukamta kepada VIVA.co.id, di Jakarta, Rabu 18 Januari 2017.

Menurut dia, kendaraan jenis amfibi cocok diproduksi secara massal untuk memenuhi kebutuhan TNI dalam mengamankan wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan. Dinilai Sukamta, dalam beberapa aspek penguasaan teknologi militer, Indonesia masih tertinggal jauh dari negara lain.

Toyota Luncurkan Fortuner Edisi Terbaru, Dapat Fitur Menarik

"India, termasuk negara yang maju dari sisi teknologi militer. Sehingga, menurut saya, kerja sama ini seharusnya dijadikan upaya alih teknologi militer," ujar dia menambahkan.

Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai, perlu adanya alih teknologi. Sehingga, hal tersebut bisa dilakukan PT Pindad untuk dapat mengembangkan teknologi kendaraan amfibi yang lebih canggih di dalam negeri.

Jegal Ford Ranger dan Toyota Hilux, BYD Ikut Persiapkan Pikap Listrik Berbasis Hybrid

Lebih jauh, dia mengingatkan pentingnya kemandirian industri pertahanan. Hal itu sebagaimana yang terdapat pada Undang Undang Nomor 16 Tahun 2012. Di mana, di dalamnya disebutkan salah satu tujuan penyelenggaraan industri pertahanan adalah mewujudkan kemandirian pemenuhan alat pertahanan dan keamanan.

"Upaya kerja sama produksi kendaraan militer dengan perusahaan luar negeri harus dalam kerangka itu (kemandirian). Jika industri militer mandiri, kita tidak perlu lagi khawatir dengan embargo militer negara lain," ujarnya.

Dengan demikian, dia berharap, kemampuan produksi peralatan militer yang semakin maju, Indonesia mampu mengembangkan pasar ekspor alat utama sistem pertahanan, atau alutsista ke luar negeri. "ke depan kami berharap, Indonesia bisa mengekspor alutsista ke negara lain," katanya singkat. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya