- ANTARA/Ujang Zaelani
VIVA – Semua pabrikan mobil di dunia gencar merancang dan menjual kendaraan bertenaga listrik. Euforia ini juga ditangkap para produsen di Tanah Air.
Salah satunya adalah PT Honda Prospect Motor selaku agen pemegang merek Honda di Indonesia. Marketing and After Sales Service Director PT HPM Jonfis Fandy mengatakan, setiap negara memang tengah ramai membicarakan itu. Namun HPM menilai banyak yang harus dibenahi untuk menjual sebuah mobil listrik.
"Setiap negara membicarakan 2030 harus berapa persen dan sebagainya sampai akhirnya listrik semua. Ini kan masih dalam pembicaraan dan masih transisi, untuk menuju 100 persen listrik atau banyak mobil listrik, negara Asia Tenggara masih lama," ujar Jonfis di Jakarta Barat.
Menurut Jonfis, realitanya, Indonesia masih membutuhkan listrik untuk menggerakkan industri maupun rumah tangga. "Apakah kita siap menggerakkan transportasi juga dengan listrik? Kalau kita siap misalnya, kita harus pikirkan tujuan penggunaan tenaga listirk," ujarnya menambahkan.
Ia menjelaskan, sejatinya memang kendaraan listrik bagus, untuk mengurangi emisi gas buang di mana CO2 juga nol. Tetapi bila pembangkit tenaga listriknya masih menggunakan batu bara, sama saja, karena CO2 yang dihasilkan dari batu bara juga besar.
"Listrik juga pakai baterai, kita juga harus pikirkan buang ke mana, itu besar lho, enggak kaya baterai handphone dan itu bahan yang cukup berbahaya, bisa meledak dan lain-lain (jika limbahnya dibiarkan begitu saja), transisi ini harus dilakukan." (mus)