- VIVA.co.id/Jeffry Yanto
VIVA – Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk menguatkan rupiah, termasuk membatasi impor barang-barang mewah dan menaikkan pajak penghasilan. Dampaknya ke pegiat modifikasi, mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan komponen buatan luar negeri.
Pendiri National Modificator and Aftermarket Association (NMAA), Andre Mulyadi mengatakan, sejak pemerintah menaikkan biaya impor dan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah terus melambung, para modifikator berpikir dua kali untuk menggunakan produk aftermarket impor.
“Mendatangkan barang impor memang agak susah, Karena dolarnya tinggi, harganya juga makin mahal,” ujarnya di Jakarta Selatan, Rabu 12 September 2018.
Dia mengatakan, imbas dari kenaikan biaya impor dan dolar itu membuat para modifikator menahan diri untuk menggunakan produk luar. Tapi, produk yang sifatnya teknis seperti kaliper rem, cakram rem dan turbocharger tetap didatangkan, dengan konsekuensi harga tinggi.
“Kalau body kit, beberapa komponen interior dan lampu masih produk sendiri. Kami terus dorong para modifikator untuk pakai produk lokal. Tapi kalau yang berhubungan teknis, masih belum bisa, dan harga pasti mengikuti kenaikan dolar," tuturnya.