Serunya Touring ke Indonesia Timur Pakai Motor Custom

Touring motor Cleveland Cycle Werks
Sumber :
  • Dok: CCW

VIVA – Tak dipungkiri, banyak pengendara motor custom gemar mengeksplorasi dengan mengunjungi berbagai tempat yang asyik dan menarik. Ini dibuktikan sejumlah media sosial merekam perjalanan mereka. 

OIKN Tegaskan IKN Nusantara Jadi Katalis Tumbuhnya Pusat Ekonomi Baru di Timur Indonesia

Hobi tersebut ternyata tercium oleh produsen sepeda motor Cleveland Cyclewerks. Merek otomotif asal Amerika Serikat itu, melakukan kegiatan touring perdana yang dilaksanakan 6 hingga 13 Mei 2018. 

Perjalanan tak biasa ini, akan mempromosikan 2 dari 10 destinasi wisata yang ditentukan Kementerian Pariwisata. Yakni Mandalika dan Labuan Bajo. 

Menilik Pesona Timur Indonesia Dalam Sulam Karowo Gorontalo

Presiden Direktur PT Sumatra Motor Indonesia, Hendra Setiawan, mengatakan touring tersebut dilaksanakan untuk mengeksplorasi keindahan alam, ragam kuliner, dan kearifan lokal Indonesia Timur.

Touring motor Cleveland Cycle Werks

Kabupaten di Wilayah Timur Indonesia Jadi Pelopor Pemanfaatan Aplikasi Layanan Publik

Kegiatan tersebut diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat luas untuk mengenal lebih dalam potensi alam dan kekayaan Indonesia Timur. 

"Selaku pelaku manufaktur motor di Indonesia, Kami ingin membuka wawasan bahwa pintu untuk menjelajah Indonesia pada saat ini sudah sangat terbuka lebar," kata Hendra dalam keterangannya di Jakarta, Selasa 8 Mei 2018. 

Setidaknya, ada lima jenis motor Cleveland yang digunakan untuk menjelajah bagian Indonesia Timur tersebut. Yaitu Misfit, Ace Deluxe, Ace Scrambler, Deadline dan Thrive. Deretan roda dua ini akan menyentuh kawasan-kawasan terpencil.

Touring tersebut diikuti oleh 12 riders utama dari berbagai latarbelakang yang ada. Perjalanan itu akan menempuh jarak kurang lebih 1.500 kilometer dan akan terbagi menjadi beberapa etape. 

Perjalanan akan dimulai dari Sanur-Padang Bai-Mandalika-Pasar Pancingan-Pelabuhan Khayangan-Sumbawa Besar-Sape-Ruteng-Bejawa-Labuan Bajo. Perjalanan selama tujuh hari ini dinilai sebagai momentum terbaik mengenalkan Indonesia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya