- VIVA/Pius Mali
VIVA – Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih melemah. Saat ini masih bertahan di angka Rp15 ribu. Kondisi ini dinilai sulit bagi agen pemegang merek otomotif, termasuk Royal Enfield.
Country Manager Royal Enfield Indonesia, Irvino Edwardly mengatakan, pihaknya saat ini masih mencoba terus bertahan untuk tak menaikkan harga dengan kondisi nilai tukar rupiah yang masih melemah.
"Sampai saat ini kami masih melihat terus situasinya. Tapi memang ini kondisi yang sulit ya untuk bisa terus bertahan (mempertahankan harga). Jadi kami belum bisa. berkomentar lebih jauh ya," kata Irvino di Yogyakarta, Senin 8 Oktober 2018.
Ia berharap kondisi tersebut tidak berlangsung lama dan bisa kembali normal. Karena hal ini tentu sangat berdampak di sektor otomotif Tanah Air.
"Kami harapkan kondisi ini hanya sesaat dan bisa kembali normal lagi ke level yang kami harapkan. Tetapi ya bagaimanapun juga ini sesuatu yang tidak bisa kita kontrol, jadi hanya bisa wait and see," ujarnya.
Terkait harga jual motor Royal Enfield di Indonesia, meski dipukul dengan melemahnya nilai tukar rupiah, namun perusahaan itu belum berencana menaikan harga jual produknya di dalam negeri.
"Sejauh ini, sampai awal Oktober ini belum ada kenaikan. Jadi belum ada kenaikan, meskipun dengan angka currency 1Rp5 ribu ini akan sangat sulit," tutur dia.
Dari brosur yang diterima VIVA, diketahui harga jual mulai dari Rp68,3 juta sampai Rp100,7 juta on the road Jakarta. Sementara model baru 2018, yakni Classic 350 Gunmetal Grey Rp85 juta, Classic 500 Stealth Black Rp99,6 juta, Himalayan Rp95,4 juta. (hd)