Bakal Jadi Ribuan Armada Babinsa, Gesits Siapkan Harga Khusus ke TNI

Presiden Joko Widodo menjajal motor listrik buatan dalam negeri 'Gesits' seusai melakukan audiensi dengan pihak-pihak yang terlibat proses produksi di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 7 November 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu mencoba motor listrik Gesits hasil karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bersama Garasindo.

Usai Sepi Peminat, Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik

Usai mencoba, Jokowi menyatakan bakal melakukan pemesanan sebanyak 100 unit motor listrik tersebut jika sudah produksi massal tahun depan.

Sejak mantan Gubernur DKI itu menunjukkan ketertarikannya, Gesits ternyata langsung banjir pesanan. Panglima Tentara Nasional Indonesia, Marsekal Hadi Tjahjanto juga ingin mengalokasikan ribuan unit Gesits sebagai kendaraan operasional Bintara Pembina Desa (Babinsa).

19 Pati TNI Naik Pangkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Terkait hal ini, Director Marketing and Communications, Garansindo Automotive Group, Faby Tsui, menyatakan, pihaknya tentu bakal memberikan potongan khusus jika TNI akan menjadikan Gesists sebagai armada operasional Babinsa.

"Sebenarnya bukan area saya jawab itu, tapi saya yakin pasti ada kebijakannya, beli dalam jumlah banyak pasti ada (diskon). Struktur persentase diskonnya berapa bisa ditanyakan lebih lanjut ke Pak Harun (CEO PT GTI)," tuturnya kepada VIVA, Rabu 14 November 2018.

Operasi Perdamaian Dunia, Mabes TNI Akan Kirim 1.025 Prajurit Pilihan ke Kongo

Dia mengatakan, sebelum Jokowi berencana beli 100 unit Gesits pun sudah ada beberapa perusahaan milik BUMN yang menginginkan motor listrik cita rasa nasional itu untuk digunakan sebagai armada mereka.

"Sebelumnya juga sudah ada BUMN yang memang men-support Gesits dengan pesanan untuk armada mereka," ujar Faby.

Sebagai informasi, rencananya Gesits akan dilepas ke pasaran dengan kisaran harga Rp22 juta sampai Rp23 juta. Harga tersebut dipatok tak hanya berdasarkan ongkos produksi, namun juga melihat harga motor konvensional (non listrik) yang sekelas dengannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya