Sepak Terjang Yamaha di RI, Dihantam Krisis Sampai Jadi Raja Ekspor

Logo Yamaha.
Sumber :
  • Yamaha

VIVA – PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) saat ini menjadi pabrik eksportir terbesar di dunia dalam jajaran Yamaha Group. Catatan lainnya, juga menjadi terbesar di industri sepeda motor Indonesia.

Ribuan Produk Kerajinan RI Bakal Banjiri Pasar Kanada

Buah manis ekspor Yamaha saat ini ternyata tak terlepas dari besarnya kepercayaan principal pada Yamaha Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sepeda motor Yamaha di pasar global.

Menurut Vice President PT YIMM Dyonisius Beti, semua itu berawal dari krisis moneter di Indonesia pada 1997 silam. Pada kondisi itu jualan Yamaha di Tanah Air hancur-hancuran, yang kemudian memaksa untuk menyalurkan produksinya ke luar negeri.

Mantan Bos Gojek Bikin Motor Listrik, Ini Bocoran Wujudnya

"Seingat saya pertama kali mulai ekspor pada krisis moneter tahun 1997 terjadi. Waktu itu demand domestik turun 80 persen. Dari 1,7 juta hingga menjadi 400 ribu unit per tahun," kata Dyon di Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Untuk mempertahankan karyawan dan brand image, Yamaha Indonesia akhirnya melakukan peningkatan ekspor. Gayung bersambut, keputusan ini justru membawa nama Yamaha Indonesia berkibar luas di mancanegara. Bahkan dipercaya sebagai basis produksi hingga saat ini.

Turun 12,76 Persen, BPS Catat Kinerja Impor Maret US$17,96 Miliar Gegara Ini

"Mau tidak mau kita berusaha survive dengan berbagai cara, kita berusaha mempertahankan karyawan dan brand image di diler kita. Karena saat itu demand turun besar, biaya membuat kami mau tidak mau meningkatkan ekspor. Syukurlah hari ini Yamaha Indonesia jadi pusat eksportir nomor satu di Indonesia," ujar Dyon.

Sebagai informasi, pada tahun 2018 perkiraan ekspor Yamaha Indonesia mencapai 338 ribu unit dan 5,3 juta set CKD atau naik 14,7 kali lipat dibanding tahun 2014. 

Kinerja ekspor tersebut secara signifikan memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia dengan mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$813,6 juta atau setara Rp11,8 triliun. (yns)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya