Meski Biaya Cas Murah, Penjualan Motor Listrik Belum Tentu Moncer

Motor listrik Viar Q1 milik Pemprov DKI Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Jeffry Yanto

VIVA – Kendaraan listrik mulai tersedia di pasar otomotif nasional. Meski demikian, hingga kini peminatnya belum banyak. Alasannya banyak, mulai dari masih kurangnya informasi yang diterima masyarakat, hingga biaya pengecasan baterai.

Yadea Hadirkan Motor Listrik Sport Fairing

Berdasarkan hasil riset beberapa perguruan tinggi, jumlah hunian yang memiliki daya cukup untuk pengisian baterai kendaraan listrik masih sedikit. Selain itu, tarif listrik yang harus dibayar juga dianggap mahal.

Oleh sebab itu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana mengubah hal itu. Caranya, dengan memberikan potongan harga atau diskon pemakaian listrik di waktu tertentu.

Kemenperin Dorong IKM Berperan dalam Ekosistem Kendaraan Listrik

“Kalau bisa, akhir bulan ini kami keluarkan (kebijakannya). Mudah-mudahan, 1 Maret bisa (berlaku),” ujar Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty Roekman belum lama ini.

Rencana itu mendapat sambutan positif dari para produsen kendaraan listrik. Salah satunya Viar, yang saat ini menawarkan sepeda motor listrik Q1.

Kemenhub Ingatkan Pemudik Jangan Bawa Motor Listrik Masuk Kapal, Ini Risikonya

“Dukungan seperti ini sangat membantu. Masyarakat akan semakin yakin, bahwa menggunakan kendaraan listrik sangat hemat dan terjangkau,” ungkap Marketing Communication PT Triangle Motorindo sebagai pemegang merek Viar, Frengky Osmond kepada VIVA, Jumat 22 Februari 2019.

Meski demikian, Frengky mengatakan tarif pemakaian listrik bukan satu-satunya alasan penjualan motor berenergi setrum tidak semenarik motor bensin. Faktor lainnya adalah, seberapa jauh keuntungan yang didapat dari peralihan teknologi itu.

“Kami yakin masyarakat akan sadar, bahwa menggunakan motor listrik jauh lebih hemat. Tidak perlu ganti oli, servis rutin atau ganti rantai,” tuturnya. (yns)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya