Harga Motor Listrik Bisa Murah Banget Jika Ada Sistem Ini

Presiden Joko Widodo mencoba motor listrik Gesit.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Indonesia sudah memasuki era elektrifikasi kendaraan, dan sampai saat ini jenis yang sudah banyak digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor.

Usai Sepi Peminat, Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik

Hal ini tidak mengherankan, karena selain lebih praktis dikendarai serta diisi ulang daya baterainya, harga motor listrik dengan yang masih menggunakan mesin konvensional selisihnya tidak banyak.

Sebagai contoh, harga Viar Q1 ada di kisaran Rp19 juta, sementara Gesits menawarkan produk mereka dengan banderol Rp24 jutaan. Kurang lebih setengah dari angka tersebut, ada di biaya pembuatan baterainya.

Yamaha Aerox 2024 Makin Sporty dan Elegan dengan Warna Barunya

Meski secara harga motor listrik ideal untuk dimiliki, namun jarak tempuhnya masih menjadi hal yang membuat masyarakat ragu untuk membelinya. Sebab, rata-rata kendaraan itu hanya bisa dipakai sejauh 60 kilometer.

Bandingkan dengan motor bermesin bensin, yang dapat dikendarai lebih dari 250 kilometer. Saat BBM habis, maka mereka cuma butuh waktu beberapa menit untuk mengisi tangki. Sementara, pemilik motor listrik harus menunggu berjam-jam untuk isi ulang baterai.

Kementerian ESDM Ajak Masyarakat Konversi Motor BBM ke Listrik Gratis, Begini Caranya

Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Riyanto mengatakan bahwa ada satu cara agar masyarakat tertarik memiliki motor listrik, yakni apabila harga jualnya lebih murah.

Untuk bisa menekan harga jual, maka yang bisa dilakukan produsen adalah dengan tidak menyertakan baterai dalam paket pembelian. Jadi, pemilik motor listrik menyewa baterai tersebut, bukan membelinya.

“Harganya lebih murah, tapi baterainya tidak dimiliki konsumen. Baterainya disewa aja. jadinya kan pakai battery swap, disewa per hari berapa misalnya,” ujarnya saat webinar Diskusi Virtual Industri Otomotif, dikutip VIVA Otomotif Jumat 27 November 2020.

Riyanto menjelaskan, Indonesia bisa mencontoh apa yang sudah dilakukan Taiwan untuk menaikkan minat akan motor listrik.

“Mungkin modelnya bisa seperti di Taiwan. Jadi, baterai itu ada pilihan. Ada yang jarak pendek, menengah. Isi listriknya beda-beda,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya