Valentino Rossi Kalau Bikin SIM di Indonesia Pasti Gagal, Kok Bisa?

Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi.
Sumber :
  • Instagram/@valeyellow46

VIVA – Seorang pengguna Twitter di Indonesia yakni Buya Eson, menilai Valentino Rossi akan gagal jika membuat SIM alias Surat Izin mengemudi di Indonesia, karena layanannya yang tidak baik.

Maverick Vinales Cetak Sejarah yang Tak Pernah Diraih Valentino Rossi, Ada Andil Suzuki

Buya Eson protes karena di SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap), dan SATPAS (Satuan Penyelenggara Administrasi SIM) masih terdapat calo yang berkeliaran.

Aksi protesnya tersebut diungkapkan dengan mengeluarkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi, perihal "Permintaan Membenahi Samsat dan Satpas" yang juga diberi tembusan kepada Menko Polhukam Mahfud MD dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit.

Valentino Rossi Gagal, Maverick Vinales Sukses

Buya resah dengan sistem pelayanan publik di SAMSAT dan SATPAS yang menurut dia tidak benar, makanya lewat surat terbuka itu dirinya menyampaikan keluhannya.

"Dengan Hormat, Bapak Presiden, saya adalah warga yang lebih 20 tahun merasa resah dan prihatin dengan pelayanan publik khususnya di Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) dan Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (SATPAS) yang hingga saat ini belum bebas dari praktik pungutan liar (pungli) dan percaloan," tulisnya pada paragraf pertama.

Polda Metro Jaya Gelar Pemutihan SIM

Dirinya mengatakan bahwa maraknya pungli dan calo di SAMSAT dan SATPAS seringkali memaksa warga untuk melakukan tindakan melanggar hukum. Ia pun mengeluhkan tes ujian SIM di Indonesia yang tidak masuk akal dan mungkin bisa membuat Lewis Hamilton dan Valentino Rossi juga bisa gagal.

"Praktik pungli dan percaloan juga terjadi dalam urusan pembuatan dan perpanjangan SIM di SATPAS. Warga juga mengeluhkan ujian teori yang tidak transparan dan ujian praktik perolehan SIM yang dinilai tidak masuk akal. Dengan model ujian praktik seperti ini, publik percaya Lewis Hamilton akan gagal mendapatkan SIM A dan Valentino Rossi juga tidak mungkin memperoleh SIM C di Indonesia," tulis Eson.

"Akibat sulitnya prosedur mendapatkan SIM, survei sederhana menunjukkan bahwa 3 dari 4 warga Indonesia (75 persen) - baik sengaja atau terpaksa - memperoleh SIM dengan cara yang tidak wajar (membayar lebih dari seharusnya, menyuap petugas, tidak mengikuti prosedur secara benar)," lanjutnya.

Buya sangat berharap agar Presiden Jokowi membenahi SAMSAT dan SATPAS. Menurutnya, perlu cara yang 'extra ordinary' karena jika dilakukan dengan cara yang biasa, maka Buya memprediksi pasti akan gagal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya