Alasan Logis Mengapa Motor Trail Tak Pakai Pelek Racing

Trabasan Yamaha WR155 R di Hambalang.
Sumber :
  • Yamaha Indonesia.

VIVA – Motor trail atau off road yang diproduksi pabrikan pasti menggunakan pelek ban jari-jari, bukan racing. Meski sudah menjadi pemandangan umum, namun tak banyak orang yang memahami alasan di baliknya. Lantas, mengapa gerangan?

Yamaha Meluncurkan Motor Listrik yang Canggih

Instruktur Yamaha Riding Academy (YRA), Muhammad Arief mengatakan, motor trail hampir pasti menggunakan ban dalam, bukan tubeless. Sehingga, peleknya juga harus disesuaikan dengan menggunakan jenis jari-jari.

“Kalau ban tubeless itu kan berhubungan dengan peleknya. Kalau ban tubeless, rata-rata peleknya itu pelek racing. Nah, di off road itu enggak ada yang pakai pelek racing. Kenapa? Karena dia rigit, gampang patah,” ujar Muhammad Arief saat berbincang dengan wartawan di Hambalang, dikutip VIVA Otomotif, Senin 13 Desember 2021.

Yamaha MX King dengan Ubahan Baru Harganya Rp24 Jutaan

Yamaha WR250R.

Photo :
  • Totalmotorcycle

Menurut Arief, motor trail membutuhkan ayunan yang baik saat digunakan di habitat aslinya. Sehingga, penggunaan pelek jari-jari diharuskan, lantaran fungsinya yang seperti suspensi tambahan pada ban.

Tampilan Baru Yamaha Gear 125 Harganya Rp17 Jutaan

“Kenapa ban motor trail pakai (pelek) jari-jari? Karena pelek itu fleksibel, fungsinya seperti suspensi, bisa membantu ayunan. Jadi main off road itu memang banyak suspensi,” terangnya.

Mengurangai Tekanan Ban Sebelum Off Road

Selain menggunakan ban dalam dan pelek jari-jari, mengendarai motor trail di lintasan off road juga harus mengurangi tekanan pada ban. Sebab, menurut Arief, hal tersebut bertujuan untuk menambah traksi pada kendaraan.

“Balik lagi, tujuannya kan untuk traksi roda ke jalan ya, terutama di jalanan basah yang licin. Itu butuh traksi yang lebih besar, makanya harus dikempesin. Jadi permukaannya lebih menapak. Tapi harus diingat, jangan terlalu kempes,” tuturnya.

Yamaha WR250R.

Photo :
  • www.motorcycle.com

Meski demikian, Arief mengingatkan, ban motor trail harus dikempeskan hanya ketika melintas di medan bertanah. Namun, jika lebih sering dipakai di lintasan beraspal, sebaiknya tak perlu. Sebab, bisa mengganggu stabilitas kendaraan.

“Ban motor harus dikempesin kalau lintasan yang dilalui itu full tanah. Misalnya cuma di lintasan aspal, nggak perlu dikempesin. Soalnya itu bikin enggak stabil,” kata Arief.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya