- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
Jakarta – Industri sepeda motor memainkan peran penting dalam ekonomi Indonesia, baik dalam hal produksi dalam negeri maupun ekspor.
Data penjualan sepeda motor yang dikutip VIVA Otomotif dari laman resmi Asoisasi Industri Sepeda Motor Indonesia, menunjukkan bahwa angkanya kembali menunjukkan perkembangan usai negara dilanda badai pandemi tiga tahun lalu.
Brrdasarkan data AISI bulan Maret memiliki jumlah penjualan tertinggi, yaitu 633.155 unit. Sedangkan bulan April memiliki jumlah penjualan terendah, yaitu 354.323 unit.
Secara umum, penjualan sepeda motor di dalam negeri cenderung fluktuatif selama periode ini. Hal itu disebabkan oleh berbagai hal, seperti jumlah hari kerja dan libur nasional.
Pekerja sedang merakit Honda Vario eSP baru.
- Dok: AHM
Khusus di bulan Juni, angka distribusi kendaraan bermotor roda dua dari pabrik ke diler tercatat sebanyak 493.763 unit. Sementara di bulan berikutnya, terjadi penurunan sebesar 3,7 persen menjadi 475.428 unit.
Apabila dijumlahkan, maka selama 7 bulan di tahun ini sudah ada 3.677.358 unit sepeda motor yang dikirimkan dari pabrik ke diler-diler.
Dari jumlah itu, komposisi terbesar masih jenis skuter matik dengan porsi 89,53 persen. Lalu diikuti oleh model motor bebek atau underbone dengan 5,26 persen dan motor sport 5,21 persen.
Sementara itu untuk jumlah sepeda motor yang diekspor ke berbagai negara, bulan Mei menunjukkan angka tertinggi dengan 55.743 unit, sedangkan bulan Maret memiliki angka ekspor terendah, yaitu 36,962 unit. Seperti penjualan dalam negeri, angka ekspor juga mengalami fluktuasi.
Berbeda dengan yang terjadi di pasar dalam negeri, jumlah pengiriman motor ke luar negeri pada Juli tahun ini mengalami kenaikan sebanyak 7 persen, yakni dari 49.920 unit menjadi 53.443 unit.
Model motor buatan lokal yang laku di luar negeri menurut data AISI yaitu skuter matik dengan porsi 52,98 persen, dikuti motor sport 24,46 persen dan motor bebek 22,56 persen.
