Produsen Motor Listrik Pemimpin Pasar Kepergok Bohong soal Angka Penjualan

Motor listrik Ola
Sumber :
  • Cartoq

New Delhi. VIVA – Ola Electric, produsen motor listrik yang sempat mengklaim sebagai pemimpin pasar pada Februari lalu dengan pangsa pasar 28 persen, kini tengah menjadi sorotan setelah ketahuan memanipulasi angka penjualan.

Awas, Satu Komponen Ini Bisa Jadi Pemicu Rem Blong Pada Motor

Laporan terbaru mengungkap bahwa perusahaan asal India tersebut memasukkan data pemesanan kendaraan—bukan unit yang benar-benar terjual atau terkirim—dalam laporan penjualannya.

Dalam surat kepada Kementerian Transportasi dan Jalan Raya India tertanggal 21 Maret, Ola mengakui telah menambahkan 10.866 unit pemesanan skuter listrik generasi ketiga serta 1.395 unit motor Roadster X yang belum diproduksi ke dalam catatan penjualan Februari.

Dealer dan Kantor Pusat Kawasaki di Abdul Muis Tutup Permanen

Padahal seperti dikutip VIVA Otomotif dari Cartoq, Rabu 9 April 2025, pengiriman resmi untuk skuter generasi ketiga baru dimulai pada Maret kemarin.

Klaim Ola yang menyebut telah menjual lebih dari 25.000 unit pada Februari ternyata tidak sejalan dengan data di portal pemerintah, yang hanya mencatat sekitar 8.600 unit telah terdaftar.

Begini Cara Perusahaan Pembiayaan Membantu Menekan Polusi Udara

Kesenjangan besar ini memicu pertanyaan dari kementerian, yang meminta klarifikasi dan revisi angka penjualan agar hanya mencakup unit yang telah difakturkan.

Didukung oleh SoftBank Group, Ola tampaknya mencoba meningkatkan kepercayaan investor dengan memperbesar angka penjualannya secara tidak akurat.

Saat ini, belum ada penyelidikan resmi, tetapi kementerian akan meninjau apakah tindakan Ola melanggar hukum lokal atau memalsukan data penjualan.

Selain masalah angka penjualan, Ola juga menghadapi kritik luas dari pelanggan terkait buruknya layanan purna jual. Di tengah kontroversi ini, Ola terus menggulirkan skema pemasaran baru, termasuk program "Hyper Delivery" yang menjanjikan pembelian, registrasi, dan pengiriman kendaraan dalam satu hari.

Kementerian juga mempertanyakan masalah perizinan di toko-toko Ola setelah adanya penyitaan kendaraan akibat tidak memiliki sertifikat dagang.

 – Ola Electric, produsen motor listrik yang sempat mengklaim sebagai pemimpin pasar pada Februari lalu dengan pangsa pasar 28 persen, kini tengah menjadi sorotan setelah ketahuan memanipulasi angka penjualan.

Laporan terbaru mengungkap bahwa perusahaan asal India tersebut memasukkan data pemesanan kendaraan—bukan unit yang benar-benar terjual atau terkirim—dalam laporan penjualannya.

Dalam surat kepada Kementerian Transportasi dan Jalan Raya India tertanggal 21 Maret, Ola mengakui telah menambahkan 10.866 unit pemesanan skuter listrik generasi ketiga serta 1.395 unit motor Roadster X yang belum diproduksi ke dalam catatan penjualan Februari.

Padahal seperti dikutip VIVA Otomotif dari Cartoq, Selasa 8 April 2025, pengiriman resmi untuk skuter generasi ketiga baru dimulai pada Maret kemarin.

Klaim Ola yang menyebut telah menjual lebih dari 25.000 unit pada Februari ternyata tidak sejalan dengan data di portal pemerintah, yang hanya mencatat sekitar 8.600 unit telah terdaftar.

Kesenjangan besar ini memicu pertanyaan dari kementerian, yang meminta klarifikasi dan revisi angka penjualan agar hanya mencakup unit yang telah difakturkan.

Didukung oleh SoftBank Group, Ola tampaknya mencoba meningkatkan kepercayaan investor dengan memperbesar angka penjualannya secara tidak akurat.

Saat ini, belum ada penyelidikan resmi, tetapi kementerian akan meninjau apakah tindakan Ola melanggar hukum lokal atau memalsukan data penjualan.

Selain masalah angka penjualan, Ola juga menghadapi kritik luas dari pelanggan terkait buruknya layanan purna jual. Di tengah kontroversi ini, Ola terus menggulirkan skema pemasaran baru, termasuk program "Hyper Delivery" yang menjanjikan pembelian, registrasi, dan pengiriman kendaraan dalam satu hari.

Kementerian juga mempertanyakan masalah perizinan di toko-toko Ola setelah adanya penyitaan kendaraan akibat tidak memiliki sertifikat dagang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya