Alasan Kuat Motor Listrik Belum 'Booming' di Indonesia

Terra motor listrik
Sumber :
  • VIVA/Jeffry Yanto

VIVA.co.id – Keberadaan sepeda motor bertenaga listrik dinilai kurang diminati sebagai upaya mengurangi polusi udara kota-kota besar di Indonesia. Apalagi, masyarakat melihat bahwa kemampuan kendaraan dengan tenaga listrik tidak sebanding dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

Wow! Sri Mulyani Anggarkan Rp 966 Juta untuk Pengadaan Mobil Listrik Eselon I

"Motor listrik bukan jawaban. Bahwa banyak yang dapat memproduksi motor listrik iya, tapi pasarnya kecil," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Kamis, 8 September 2016

Menurutnya, kendaraan bertenaga listrik kurang diminati masyarakat karena pasarnya tidak bisa berkembang di Indonesia. Ia mencontohkan beberapa produsen mobil seperti Volkswagen, Audi dan Nissan yang memproduksi mobil berkekuatan listrik, namun tak berkembang di pasaran.

Menperin: Bantuan Rp 7 Juta Beli Motor Listrik untuk Dorong Produktivitas UMKM

"Mengapa pasarnya tidak berkembang, karena sesungguhnya kendaraan listrik tergantung niatnya untuk apa," ujarnya.

Gunadi mengatakan, pihaknya mendukung upaya pemerintah menanggulangi polusi udara yang parah di kota-kota besar. Salah satunya dengan mengizinkan sepeda motor listrik dijual di Indonesia. "Kalau di Indonesia hanya untuk membereskan lingkungan di daerah tertentu, itu oke. Tapi itu sementara. Tendensi motor listrik itu hanya untuk transisi masuk ke fuel sell," ungkapnya.

Menperin Usulkan Tiga Opsi Kebijakan untuk Insentif Mobil Listrik

Namun demikian, penggunaan kendaraan bertenaga listrik belum cukup berkontribusi untuk mengurangi emisi gas buang secara global. Sebab butuh jaringan infrastruktur pendukung yang tentunya tidak murah.

Kata dia, harus diingat apabila memproduksi motor listrik yang berarti memindahkan listrik dari pabriknya ke konsumen melalui transmisi yang secara bertahap karena 30 ribu menjadi 220 kilovolt.

Secara termodinamika perpindahan itu selalu membawa kerugian berupa panas. Ditambah lagi, infrastruktur sektor kelistrikan di Indonesia masih sangat jauh dari cukup. Sehingga membutuhkan biaya besar untuk mendukung pengurangan emisi gas buang di dunia.

"Kalau itu dihitung, secara total tidak murah, artinya listrik sekarang harganya politis, di manapun juga. Sehingga motor listrik ini belum perlu," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya