Romantisme Iklan-iklan Sepeda Motor Zaman Dulu

Iklan Honda Astrea 800.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Iklan atau advertising merupakan bagian strategi penting dalam memasarkan sebuah produk. Jika tak ada iklan, produk-produk terbaru dari suatu perusahaan akan sulit dikenali konsumen atau calon dari pembeli produk itu. Tak cuma saat ini, iklan juga sudah dikenal sejak zaman dahulu, meski kemasannya berbeda-beda, termasuk saluran komunikasi yang digunakan.

Kiprah Ninja Xpress Jadi 'Teman' UMKM Bantu Naik Kelas

Ini juga berlaku pada dunia otomotif. Bedanya, jika saat ini iklan otomotif lebih banyak bertengger di media elektronik seperti televisi hingga dunia maya (internet), dahulu iklan lebih mengandalkan media cetak.

Menariknya, iklan-iklan motor zaman dahulu diisi dengan kata-kata 'mentereng', tak lupa menghadirkan perempuan cantik atau pria tampan yang termahsyur di masanya. Keunikan memang menjadi kata kunci utama bagi iklan dahulu kala.

Shopee Rilis Iklan Terbaru Garansi Tepat Waktu, Dibintangi Penyanyi Kenamaan Vidi Aldiano

Lantas, bagaimana bentuk uniknya iklan sepeda motor dahulu di Tanah Air? Berikut seperti diolah dari berbagai sumber:

1. Astrea 800

Airlangga Jawab Isu Jokowi Bakal Merapat ke Golkar

Iklan Honda Astrea 800.

Motor ini diproduksi Honda pada 1985. Di zamannya, motor ini terbilang populer. Di eranya, Honda Astrea 800 memiliki karisma tinggi, lantaran banyak dipakai tokoh masyarakat seperti kyai, kepala desa, kepala sekolah, guru dan sebagainya. Bicara model, masih sangat dekat dengan Honda C70, yakni menggunakan rangka monokok.

Astrea 800 memiliki kapasitas mesin 85 cc, empat stroke, dan hanya dikawinkan dengan transmisi manual tiga percepatan. Dari iklan yang tertera, seliter bensinnya sanggup menempuh jarak 115 kilometer. Saat itu kabarnya harga yang dibanderol sekira Rp1,8 juta.

2. Suzuki FR80

Iklan Suzuki FR80.

Suzuki merilis FR 80 pertama kali pada 1973. Saat itu, motor yang juga kerap disebut Suzuki Family ini disejajarkan dengan Yamaha V80 dan juga Honda Super Cup C70. Bisa dibilang, tiga motor ini bersaing ketat dalam segmen motor bebek pada era itu.

Ketika pertama kali dirilis, Suzuki FR 80 mengusung lampu depan berbentuk kotak, lampu belakang yang terpisah dengan bodi dan berukuran kecil, serta material spion dari bahan alumunium. Lalu, menjelang tahun 1980-an, Suzuki memperbarui model FR 80 dengan perubahan mencolok pada lampu belakang berukuran lebih besar yang menyatu dengan bodi tengah serta material spion yang sudah menggunakan bahan plastik.

Untuk sektor jantung pacu, Suzuki membekali model FR 80 dengan mesin tipe 2-stroke, silinder tunggal, berkapasitas 79cc, berpendingin udara. Mesin disandingkan dengan transmisi tiga percepatan.

3. Honda C70

Iklan Honda C70.

Honda C70 merupakan motor bebek berbentuk ramping dan desain penampilan mungil. Namun dengan bentuk yang kecil, Honda C70 memiliki performa terbaik di eranya, dengan mesin kubikasi 71,8cc, motor satu ini dapat memberikan tenaga maksimum enam daya kuda pada putaran mesin 900 rpm.

Dahulu, Honda C70 termaksud barang mewah pada zamannya, karena tidak semua orang mampu untuk membeli motor istimewa yang satu ini. C70 diproduksi sejak tahun 1969 hingga terakhir kali diproduksi pada 1980.

4. Vespa PTS

Iklan Vespa PTS.

Vespa PTS merupakan bagian dari Vespa Small Frame asal Italia yang mempunyai desain serba kompak di seluruh tubuhnya. Motor ini masuk ke Indonesia dibawa oleh PT Dan Motors Indonesia pada 1976 guna menghadapi persaingan yang makin ketat di segmen motor bermesin kecil. 

Pada awalnya skuter mini Vespa ini dibekali mesin dua langkah berkapasitas 90 cc, kemudian pada tahun 1978 PT. DMI merilis varian PTS dengan mesin 100 cc sebagi alternatif bagi para penggemar motor Vespa di Tanah Air.

5. Yamaha DT 100

Yamaha DT 100.

Era 1970-an merupakan di mana era berjayanya motor-motor enduro atau trail. Motor-motor enduro dianggap cocok untuk menjelajah dan menerobos jalanan-jalanan berlumpur dan berbatu khas daerah pedalaman di Indonesia. Banyak pabrikan motor di Indonesia yang memproduksinya. Di Suzuki ada TS 100, sementara Yamaha mengeluarkan DT 100 yang juga bermesin dua tak.

Yamaha DT 100 pada awal kemunculannya merupakan hasil bawaan langsung dari pabrik Yamaha di Jepang. Yamaha terakhir kali menjual produk berkonsep motor trail pada tahun 1996, yang saat itu bernama Yamaha YT dengan produksi yang sangat terbatas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya